Pemerintah Jepang menyatakan, pihaknya tidak berencana untuk mengirim surat permintaan maaf kepada para korban wanita perbudakan syahwat.
Sebuah badan sipil di Jepang yang berupaya untuk memecahkan masalah wanita perbudakan syahwat mendesak pemerintah Jepang untuk mengirim surat permintaan maaf atas nama PM Shinzo Abe kepada para korban.
Namun, PM Abe yang mendapat pertanyaan tentang kemungkinan mengirim surat kepada para korban pada tanggal 3 Oktober lalu menjawab, tidak ada pikiran sedikitpun tentang hal itu.
Apabila kesepakatan antara Korea Selatan dan Jepang dilaksanakan pada akhir tahun lalu, surat permintaan Abe dibaca oleh Menteri Luar Negeri Kishida sebagai penggantinya. Sikap keras dari pemerintah Jepang termasuk PM Abe diperkirakan berkaitan dengan klaim kelompok konservatif Jepang yang terus menuntut pemindahan patung gadis.
Sementara, pemerintah Seoul menyatakan pihaknya akan bersikap hati-hati atas pernyataan PM Abe tersebut. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan Cho June-hyuck menyatakan, pihaknya tetap bekerjasama dengan Jepang agar harkat dan martabat para korban bisa dipulihkan dan luka hati mereka cepat sembuh.