Jefferey Lewis, direktur Program Nonproliferasi Asia Timur di Pusat Studi Nonproliferasi James Martin (CNS) menyebutkan bahwa perdagangan antara pertambangan Musan di Korea Utara dan Nanping di Cina masih tetap dilakukan setelah Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi sanksi terhadap Korut pada bulan Maret lalu.
Hal itu dimuat dalam sebuah artikel yang diserahkan Jefferey Lewis ke Situs Web North 38 pada hari Kamis (13/10/2016) berdasarkan analisis foto-foto satelit yang mengambil gambar pertambangan Musan mulai Oktober tahun lalu hingga Agustus tahun ini.
Lewis menjelaskan bahwa tumpukan batu yang bertambah besar dalam foto-foto menyatakan pertambangan Musan dioperasikan setelah sanksi Dewan Keamanan PBB No. 2270 diberlakukan. Menurutnya, tumpukan bijih besi yang dikumpulkan di lapangan di daerah Nanping juga makin lama makin berubah
Selain itu, pergerakan mobil-mobil truk dari pertambangan Musan ke pos perbatasan negara Korut dan Cina juga dapat dilihat.
Dari hasil foto-foto itu, Lewis mengatakan walaupun dia tidak bisa tahu berapa volume bijih besi yang diperdagangkan, namun perdagangan tetap dijalankan sesuai dengan pasal pengecualian tentang kehidupan rakyat dalam sanksi No. 2270.
Analisis Lewis ini sama dengan berita VOA, bahwa volume bijih besi yang diimpor Cina dari Korut meningkat tajam setelah Cina ikut serta dalam penjatuhan sanksi terhadap Korut.