Harian Jepang Asahi Shimbun memberitakan bahwa dalam pertemuan tertutup antara Korea Utara dan AS pada bulan Oktober lalu di Malaysia, Pyongyang menyatakan pihaknya memerlukan nuklir untuk keamanan negara sehingga tidak dapat menerima permintaan AS untuk membuang senjata nuklirnya.
Menurut Asahi, mantan Asisten Wakil Pembicaraan 6 Pihak AS, Joseph DeTrani yang ikut serta pada pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Han Song-ryol, memberitahukan proses pertemuan tersebut.
Menurut Asahi, Korut menegaskan pihaknya akan meneruskan pengembangan program nuklir namun tetap bersedia berdialog dengan AS. Sikap Korut itu dianalisis bahwa ada kemungkinan Korut akan mengajak pemerintahan AS berikutnya untuk membahas pengubahan Perjanjian Gencatan Senjata menjadi Perjanjian Damai.
Selain itu, Korut juga menyinggung penempatan senjata AS di Korsel dan latihan militer bersama Korsel dan AS.
Sementara itu AS dalam pertemuan tersebut meminta Korut untuk memenuhi kesepakatan untuk membuang nuklirnya sesuai dengan isi pernyataan bersama pembicaraan 6 pihak tahun 2005.
Kementerian Luar Negeri AS menyatakan pertemuan tersebut bukan tingkat pemerintah. Namun DeTrani mengatakan hasil pertemuan dilaporkan kepada pejabat terkait pemerintah AS.