Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Cho Tae-yul mengungkapkan bahwa dirinya akan mengambil langkah pertama yang penting demi menciptakan peluang dan momentum baru dalam pengembangan hubungan Korea Selatan dan Cina selama perjalanannya ke Beijing. 

Menteri Cho memaparkan komitmen tersebut kepada wartawan pada hari Senin (13/05) di Bandara Internasional Gimpo, sebelum berangkat ke Beijing untuk melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi. 

Cho memaparkan bahwa dalam kondisi geopolitik yang sulit belakangan ini, perjalanannya ke Beijing akan memberikan peluang penting dalam mempromosikan komunikasi strategis mengenai isu-isu di sekitar Semenanjung Korea, urusan regional dan global, serta upaya untuk meningkatkan hubungan bilateral.

Cho, yang akan menggelar pembicaraan dengan Wang pada Senin sore di Beijing, mengatakan bahwa dirinya akan melakukan diskusi yang jujur dan mendalam dengan Wang.

Menteri Cho menambahkan bahwa ia akan memperjelas posisi pemerintah Seoul mengenai isu-isu utama. Tidak hanya itu, ia juga akan berfokus pada bidang-bidang yang memiliki potensi besar untuk kerja sama, guna membangun landasan yang kukuh dalam pengembangan hubungan bilateral.

Cho mengatakan bahwa ia akan mengangkat masalah repatriasi paksa para pembelot Korea Utara oleh Cina, yang merupakan masalah penting bagi pemerintah Seoul, dan dia juga akan mendengarkan pendapat terkait dari pihak Beijing.

Selain itu, Menlu Korea Selatan berencana akan mendesak Cina untuk dapat memainkan peranan konstruktifnya dalam penuntasan masalah nuklir Korea Utara, serta pencegahan kerja sama militer antara Pyongyang dan Moskow. 

Adapun dalam pertemuan hari ini, Cho dan Wang diperkirakan akan membahas agenda-agenda dalam pertemuan puncak tiga arah Korea Selatan, Cina, dan Jepang yang sedang diatur untuk digelar di Seoul pada akhir bulan Mei ini. 

Kunjungan Menlu Korea Selatan ke Cina merupakan yang pertama kali dalam enam setengah tahun sejak bulan November tahun 2017 lalu. Sementara pertemuan antara Cho dan Wang kembali dilakukan setelah pertemuan Menlu Korea Selatan, Jepang, dan Cina yang berlangsung di Busan pada bulan November tahun lalu.