Dalam survei tentang tingkat kebebasan penggunaan media internet dan digital di seluruh negara di dunia, Korea Selatan menempati urutan ke-21 dengan turun dua anak tangga dibandingkan tahun sebelumnya. 

Menurut laporan kebebasan internet 2024 yang diumumkan oleh badan hak asasi manusia internasional di Amerika Serikat, Freedom House pada hari Rabu (16/10), Korea Selatan termasuk di dalam kategori 'Patly Free' dengan skor 66 poin dari total 100 poin.

Pada tahun lalu, Korea Selatan menempati urutan ke-19, namun tahun ini turun dua peringkat ke posisi 21 dari total 72 negara yang disurvei.

Menurut Freedom House, pemerintah dan partai berkuasa Korea Selatan menyerang sebuah media independen yang mengkritik pemerintahan saat ini menjelang pemilu pada bulan April lalu, dan juga mencatatkan nama media tersebut di dalam daftar hitam. 

Selain itu, platform non-komersial yang dikelola selama lebih dari 7 tahun oleh Lembaga Penelitian Informasi Media di Universitas Nasional Seoul, SNU Fact Check, mendapatkan kritik dari seorang anggota parlemen partai berkuasa karena bersikap sepihak, serta pengelolaannya dihentikan tanpa batas waktu. 

Dalam survei kali ini, Irlandia terpilih sebagai negara yang memiliki kebebasan internet paling tinggi dengan skor 94 poin. 

Cina menempati urutan terendah dengan skor 9 poin selama 9 tahun berturut-turut bersama Myanmar dimana pemerintahan militer turut mengontrol penggunaan internet.

Survei kebebasan internet oleh Freedom House dilakukan setiap tahun dengan berbasis pada tiga kategori, yaitu akses bebas terhadap internet (25 poin), batasan konten (35 poin), hingga pelanggaran hak pengguna (40 poin).