Korea Selatan berhasil meluncurkan satelit pengintai militer ketiganya, yang merupakan bagian dari proyek 425, yakni upaya untuk meningkatkan kemampuan dalam mendeteksi provokasi nuklir dan rudal Korea Utara.
Satelit tersebut diluncurkan pada hari Sabtu (21/12) pukul 03.34 pagi dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg di California, Amerika Serikat.
Dalam 51 menit setelah peluncuran, satelit berhasil terpisah dari roket peluncur dan memasuki orbit targetnya. Kontak pertama dengan stasiun bumi terjadi sekitar 2 jam 56 menit setelah peluncuran.
Satelit pengintai ketiga itu telah dilengkapi dengan radar aperture sintetik (SAR), sama seperti satelit pengintai yang kedua sebelumnya. SAR mampu menangkap gambar dengan warna hitam putih, serta dapat beroperasi di segala kondisi cuaca baik di siang maupun malam hari.
Proyek 425 yang dimulai tujuh tahun lalu bertujuan untuk menempatkan lima satelit pengintai hingga tahun 2025. Satelit-satelit tersebut dirancang untuk memaksimalkan efektivitasnya dan memperkuat jaringan satelit independen Korea Selatan untuk sistem tiga poros pertahanan Korea Selatan, yang melibatkan serangan preventif untuk mencegah ancaman dari Korea Utara.
Dilaporkan bahwa dengan rampungnya peluncuran total lima satelit dengan peluncuran dua satelit tambahan pada tahun depan, maka Korea Selatan akan mampu memantau Korea Utara dengan interval dua jam.