Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi menyatakan pada hari Kamis (02/01) bahwa data penerbangan dari black box pesawat Jeju Air akan dianalisis dengan bantuan Komite Keselamatan Transportasi Amerika Serikat (NTSB).

Menurut kementerian, analisis tersebut tidak dapat dilakukan di dalam negeri Korea Selatan karena konektor antara pasokan daya dan unit penyimpanan data pada black box Flight Data Recorder (FDR) yang menyimpan data penerbangan, hilang saat ditemukan. 

Pada umumnya, analisis di AS memakan waktu sekitar 6 bulan, namun Komite Investigasi Kecelakaan sedang menjalin komunikasi dengan NTSB untuk menyelesaikan analisis itu dalam waktu 1 hingga 2 bulan.

Sementara itu black box Cockpit Voice Recorder (CVR) atau data rekaman suara ditemukan dalam kondisi relatif baik, data-data telah selesai diekstraksi dan proses konversi file suara akan segera dilakukan.

Jika file suara berhasil dikonversi sekitar tanggal 3 Januari, maka percakapan antara pilot dan kopilot serta komunikasi dengan menara kontrol akan memberikan gambaran yang jelas tentang situasi sebelum kecelakaan.

Namun, Komite Investigasi Kecelakaan menegaskan bahwa file suara tidak akan dipublikasikan sampai penyelidikan kecelakaan selesai.

Saat ini, tim investigasi gabungan Korea Selatan dan AS yang terdiri dari 10 penyelidik AS dan 12 penyelidik Korea Selatan sedang melakukan penyelidikan dan analisis kecelakaan di lapangan.

Sementara itu, kementerian juga mengonfirmasi bahwa keputusan untuk mengubah arah pendaratan pesawat telah mendapatkan izin terakhir dari petugas kontrol lalu lintas udara. 

Mengenai kemungkinan pelanggaran peraturan keselamatan fasilitas lokal di luar landasan pacu Bandara Muan, kementerian masih sedang memeriksa peraturan internasional terkait.