Markas Besar Penanggulangan Bencana Pusat menggelar rapat tanggap darurat pada Rabu (17/07) dan menetapkan status peringatan krisis bencana akibat hujan lebat dan angin kencang ke tingkat "Kritis".
Selain itu, sistem tanggap darurat level 3 yang merupakan level tertinggi telah diberlakukan, sehingga semua kementerian dan lembaga terkait kini beroperasi dalam mode siaga penuh.
Sebagai tindak lanjut, jumlah personel yang bertugas di Markas Bencana akan ditambah, seluruh kekuatan polisi dan peralatan yang tersedia akan dikerahkan, dan pusat kendali bencana di setiap instansi akan diperluas operasionalnya.
Ini merupakan pertama kalinya sistem tanggap darurat level 3 diberlakukan setelah tahun 2023.
Dengan curah hujan yang telah mencapai 300 hingga 400 milimeter di beberapa wilayah, dan prakiraan tambahan hujan hingga 300 milimeter lagi hingga tanggal 20 Juli, pemerintah kini mengerahkan upaya maksimal dengan fokus pada pengendalian cepat dan evakuasi dini secara proaktif.
Kepala Markas Besar Penanggulangan Bencana Pusat, Kim Min-jae, menyatakan bahwa pemerintah akan mengerahkan seluruh sumber daya yang tersedia untuk menangani situasi hujan sangat lebat ini.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak bepergian saat hujan lebat, serta menghindari area rawan, seperti dataran rendah, bantaran sungai, dan wilayah yang berisiko longsor.