Memasuki pekan ketujuh dalam aksi mogok kerja para dokter di Korea Selatan, kemampuan layanan medis semakin lumpuh.
Menurut data dari pekan keempat bulan Maret lalu, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit besar mencapai 21.993 orang dengan meningkat 0.9% dibandingkan pekan sebelumnya. Sehingga pemerintah memutuskan untuk memperpanjang sistem medis darurat selama satu bulan ke depan.
Untuk itu, pemerintah akan menambah jumlah dokter militer dan merekrut kembali para dokter yang telah pensiun, perawat yang mendukung layanan medis, serta tenaga medis pendukung lainnya.
Sehubungan dengan kekhawatiran terkait kekosongan layanan medis yang berkelanjutan, pemerintah terus meminta untuk berdialog dengan badan dokter.
Pemerintah menekankan bahwa pihaknya membuka diri untuk membahas langkah yang lebih rinci dan rasional dengan badan dokter, namun pihak dokter tidak memberikan reaksi apapun.
Serikat Kerja untuk Industri Medis dan Kesehatan Nasional mengkritik, bahwa pernyataan Presiden Yoon kepada masyarakat tidak memiliki niat untuk menormalkan layanan medis.
Sementara itu, jumlah mahasiswa fakultas kedokteran di seluruh daerah Korea Selatan yang telah berhenti belajar mencapai 55,1% dari total jumlah mahasiswa kedokteran.
Selain itu, fakultas kedokteran yang memboikot untuk mengikuti kuliah mencapai 8 universitas.