Gubernur Provinsi Gyeonggido Lee Jae-myung yang terpilih menjadi calon presiden dari Partai Demokrat jelas harus membebaskan diri dari tuduhan terkait skandal proyek pengembangan lahan Daejang-dong di Kota Seongnam.
 
Upaya tersebut sangat dibutuhkan untuk menanggapi serangan yang terus berlanjut dari luar partai, serta untuk meyakinkan pendukung dari kandidat lain, Lee Nak-yeon, di dalam kubu Partai Demokrat sendiri.
 
Proyek pembangunan lahan Daejang-dong pernah disebut sebagai prestasi besar yang dicapai Lee sewaktu menjadi Wali Kota Seongnam. Namun saat ini, hal itu malah menjadi beban terbesar bagi Lee.
 
Skandal tersebut tampak mempengaruhi hasil putaran terakhir pemilihan pendahuluan untuk memilih kandidat calon presiden dari partai berkuasa tersebut, yang hanya mencatatkan kisaran 20 persen suara saja.
 
Di sisi lain, Lee menekankan bahwa proyek pengembangan lahan itu adalah skandal partai oposisi utama, Partai Kekuatan Raykat, dan menegaskan mengenai perbaikan sistem.
 
Namun demikian, dia terus dicurigai memiliki keterlibatan dengan Yoo Dong-kyu, seorang tokoh kunci dalam skandal seputar proyek pengembangan lahan Seongnam itu.
 
Demikian, dukungan terhadap Lee mungkin akan menurun apabila hasil investigasi jaksa dan polisi mengarah pada Lee.
 
Menurut hasil jajak pendapat baru-baru ini, tugas utama bagi kandidat presiden dari partai berkuasa adalah untuk lebih berfokus pada transisi atau perubahan pemerintahan daripada penciptaan kembali pemerintahan saat ini.
 
Pihak kandidat Lee pun dilaporkan tengah mengkaji cara untuk membuat perbedaan dari pemerintahan saat ini, seperti dalam kebijakan real estat.
 
Sebagai kandidat presiden dari partai berkuasa, Lee juga harus bertahan melawan dan menyerang balik dengan menunjukkan kemampuannya untuk memenuhi janji-janji yang dibuatnya.