Tim peneliti di Institut Penelitian Energi Korea Selatan untuk pertama kalinya berhasil mengembangkan teknologi pembangkit listrik menggunakan diferensiasi salinitas air laut.
Saat air laut dan air tawar dialirkan ke struktur khusus yang dipasangi membran penukar kation dan anion, ion natrium dan ion klorin dari air laut akan berpindah ke air tawar.
Kemudian, ion natrium yang berupa kation akan melewati membran penukar kation dan ion klorin melewati membran penukar anion. Saat proses pemisahan kation dan anion tersebut dihasilkan daya listrik.
Dari teknologi tersebut, tim penelitian berhasil menguji fasilitas pembangkit listrik yang menghasilkan listrik berkapasitas 500W, yang dapat menyalakan penanak nasi.
Dengan kondisi geografis Korea yang dikelilingi tiga lautan, dan dengan menggunakan air tawar dari 5 sungai besar domestik, akan dapat menghasilkan 3.400 MW listrik. Jumlah itu 20% dari produksi listrik PLTN.
Saat ini, negara-negara maju seperti AS, Jepang, dan Belanda tengah mempelajari teknologi pembangkit listrik menggunakan perbedaan salinitas air, karena dapat menghasilkan listrik stabil hanya dengan menggunakan air laut dan air tawar saja.