Istilah 'wanita perbudakan syahwat' kembali digunakan dalam buku pelajaran sosial Sekolah Dasar dalam waktu 4 tahun.
Serikat Pekerja Guru dan Pendidik Korea menyatakan bahwa foto berjudul 'wanita perbudakan syahwat untuk tentara Jepang' dan penjelasan yang berisi 'para wanita dari negara yang dijajah oleh Jepang termasuk Korea dipaksa sebagai wanita perbudakan syahwat dan mengalami penderitaan' termuat dalam buku pelajaran sosial semester pertama kelas 6 SD.
Istilah 'wanita perbudakan syahwat' pertama kali muncul dalam waktu 4 tahun. Hal ini disebabkan pada buku pelajaran sebelumnya hanya mengandung penjelasan tentang wanita tersebut, tanpa istilah khusus.
Penjelasan terkait 'Kudeta 16 Mei' juga berubah menjadi 'Karena pemerintah berencana mengurangi volume militer untuk rencana pengembangan ekonomi, sejumlah militer termasuk Park Chung-hee yang merasa tidak puas kepada pemerintah mengerahkan pasukan dan merebut kekuasaan politik dengan alasan ketidakmampuan pemerintah dan kekacauan sosial.'
Selain itu, istilah baru seperti 'kediktatoran Yushin' atau 'politik diktator' muncul dengan menggantikan istilah 'sistem Yushin' atau 'pemimpinan menurut Konstitusi Yushin.'
Buku pelajaran baru menjelaskan tgl.15 Agustus tahun 1948 sebagai hari pendirian 'Pemerintah Republik Korea.' Ditambahkannya, Joseon Tongsinsa atau Utusan Joseon tidak hanya menyampaikan budaya Joseon kepada Jepang tetapi juga membawa buku-buku dari Jepang ke Joseon.