Fenomena El Nino yang terdeteksi muncul pada musim dingin tahun ini diperkirakan akan memperparah kondisi debu halus di Semenanjung Korea.
Otoritas terkait memperkirakan bahwa El Nino yang berpotensi pada perubahan iklim dan cuaca akan muncul akibat kenaikan suhu di laut sekitar khatulistiwa.
Sebagai dampaknya, suhu udara rata-rata pada musim dingin tahun ini diperkirakan akan naik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sementara kecepatan angin melambat.
Apabila kecepatan angin melambat dan udara tidak bergerak maka debu halus akan semakin bertumpuk di wilayah semenanjung.
Jika El Nino muncul, kadar debu ultra halus di sekitar Semenanjung Korea yang tercatat mulai tinggi sejak musim gugur akan mencapai 20 persen pada musim dingin.
Kondisi udara di China yang pada bulan ini tercatat lebih buruk, secara tidak langsung juga telah berdampak pada kemunculan El Nino.
Otoritas Lingkungan Hidup China mengaku bahwa pada musim dingin tahun ini pihaknya harus melawan kabut asap yang muncul akibat El Nino.
Kekhawatiran muncul karena El Nino mempertahankan kekuatan musim dingin secara ekstrim ketika polusi udara meningkat dengan cepat akibat pemanasan ruangan.
Selain itu, ketika es laut Arktik menurun, aliran jet yang melemah akan menyebabkan kemacetan atmosfer, sehingga ada kekhawatiran bahwa musim dingin tahun ini akan ikut meningkatkan konsentrasi debu halus.