Sebuah hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa Korea Utara berhasil menghindari sanksi PBB dengan mempertahankan program pengembangan nuklirnya, seperti secara diam-diam berusaha membeli peralatan pengayaan uranium, meningkatkan impor produk minyak bumi, dan ekspor batu bara.
The Wall Street Journal memberitakan pada tgl.10 Maret bahwa sebuah laporan dari panel pakar internasional di Komite Sanksi PBB urusan Korea Utara diperkirakan akan diserahkan kepada Dewan Keamanan PBB pekan ini.
Para pakar menyatakan Korea Utara telah mendapatkan celah di jaringan sanksi PBB yang ditujukan untuk menekan Pyongyang dalam upaya menghentikan senjata nuklir, dengan melakukan impor produk minyak melalui transfer dari kapal ke kapal di tengah laut dan mencoba membeli pemisah sentrifugal, yang merupakan fasilitas utama dalam pengayaan uranium.
Menurut pakar, Korea Utara telah memencarkan fasilitas terkait rudal ke beberapa tempat, termasuk Bandara Internasional Sunan, Pyongyang untuk menghadapi tindakan militer AS.
Selain itu, Korea Utara dilaporkan juga melanggar sanksi dengan serangan dunia maya ke bank asing, termasuk bank-bank di Chile dan India untuk mengamankan dana pada tahun lalu.