Pemerintah Korea Selatan pada hari Minggu (31/3/19) mengumumkan dokumen-dokumen diplomatik rahasia yang menyoroti diplomasi Korea Selatan menjelang Olimpiade Musim Panas Seoul tahun 1988 dan peristiwa-peristiwa besar di Semenanjung Korea.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan bahwa sekitar 250 ribu halaman dokumen diplomatik telah diklasifikasikan menjadi rahasia, bersama dengan sebuah ringkasan singkat.
Di antaranya, China pada saat itu ingin mengirim para atletnya ke Seoul untuk berpartisipasi dalam Olimpiade Seoul 1988 lewat Korea Utara dan desa perbatasan gencatan senjata Panmunjeom lewat jalur kereta api, namun gagal akibat penolakan dari Korea Utara.
Seorang diplomat China saat itu menilai bahwa Korea Utara kehilangan peluang baik karena para pejabat tinggi Korea Utara tidak berani mengungkapkan usulan kebijakan kepada pemimpin tertinggi Korea Utara saat itu, Kim Il-sung akibat suasana rezim Korea yang ketat.
Sementara itu, ketua Komite Olimpiade Internasional (IOC), Juan Antonio Samaranch saat itu membujuk negara-negara komunis termasuk Korea Utara, China dan Uni Soviet atau Rusia sekarang, untuk berpartisipasi dalam Olimpiade Seoul.
Selain itu, Rusia juga mengusulkan penyelenggaraan olimpiade bersama kedua Korea.
Meskipun demikian, Kim Il-sung malah meminta Rusia untuk tidak berpartisipasi dalam Olimpiade Seoul, namun Presiden Rusia saat itu, Mikhail Gorbachev menolaknya.
Dokumen-dokumen diplomatik saat itu memperlihatkan kondisi Korea Utara yang semakin terisolasi dari sisi diplomatik selama rezim China dan Rusia mengalami perubahan.