Kementerian Pertahanan dan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan pada hari Selasa (7/5/19) mengunjungi Komite Urusan Pertahanan Majelis Nasional dan bertemu dengan para pemimpin ketiga partai politik untuk melaporkan hasil analisis sementara terkait peluncuran proyektil yang dilakukan Korea Utara pada tanggal 4 Mei.
Ketua Komite Urusan Pertahanan Ahn Gyu-baek mengatakan kepada wartawan seusai menerima laporan bahwa proyektil yang diluncurkan oleh Korea Utara kemungkinan tidak termasuk dalam kategori rudal jarak pendek.
Dia memperjelas, bahwa rudal jarak pendek secara umum mampu menjangkau target berjarak seribu kilometer. Namun peluncuran proyektil Korea Utara kali ini hanya berjarak sekitar 70 kilometer hingga 240 kilometer.
Selain itu, hingga saat ini Korea Utara biasanya hanya meluncurkan satu jenis senjata strategis pada dini hari, dengan dihadiri oleh komandan militer strategis untuk menembakan rudal balistik antar-benua.
Namun tidak seperti sebelumnya, pada hari Sabtu lalu, Korea Utara dilaporkan meluncurkan sebanyak 20 proyektil dalam beberapa jenis termasuk peluncur roket jarak jauh. Dan peluncuran kali ini hanya disaksikan oleh komandan batayon artileri.
Ketua Ahn menjelaskan, akan dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk otoritas militer Korea Selatan dan AS untuk membuat kesimpunan akhir mengenai perdebatan atas proyektil yang ditembakan, termasuk senjata yang mirip dengan rudal jarak pendek.
Otoritas militer Korea Selatan tetap siaga atas kemungkinan peluncuran tambahan oleh militer Korea Utara, namun tidak ada gerakan khusus untuk saat ini.