Kementerian Keuangan Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu (29/5/19) waktu Korea Selatan (Korsel) mengeluarkan laporan valuta asing dan menetapkan sembilan negara termasuk Korsel dan China sebagai negara yang perlu diamati sebagai manipulator mata uang.
Korsel menjadi negara yang perlu diamati karena telah memenuhi satu syarat untuk menjadi manipulator mata uang, yakni surplus neraca transaksi berjalan.
Kementerian Keuangan AS menyatakan, jika kondisi saat ini terus dipertahankan maka Korsel akan dikecualikan dari kategori tersebut pada laporan berikutnya.
Sementara itu, China yang diperkirakan menjadi negara manipulator mata uang, turut ditetapkan sebagai negara yang perlu diamati.
AS selama ini mencurigai bahwa otoritas valuta asing China memanipulasi kurs karena nilai mata uang China, yuan turun sebanyak 8 persen atas dolar Amerika pada tahun lalu.
Laporan tersebut menegaskan bahwa AS tidak akan menoleransi penurunan nilai yuan walaupun belum dapat mengonfirmasi intervensi langsung pasar valuta asing China.