Sebuah sumur minyak di wilayah Timur Tengah (UEA), di mana tim teknis Korea Selatan (Korsel) juga ambil bagian dari eksplorasi ke pengeboran telah memulai pemroduksian komersial.
Korea National Oil Corporation dan GS Energy Corporation bersama perusahaan minyak nasional Abu Dhabi, ADNOC, mengadakan acara untuk merayakan pemroduksian komersial dari sumur minyak Khalifah, di Abu Dhabi, UEA, hari Selasa (2/7/19) waktu setempat.
Sumur minyak Khalifah yang dieksplorasi sejak tahun 2012 berkapasitas 1,1 miliar barel dan dapat dibor 20-30% darinya.
Setiap hari sebanyak 40 ribu barel akan diproduksi untuk tujuan komersial di sumur minyak ini.
Dari seluruh produksi itu, Korsel mengambil 40%, yakni 5,84 juta barrel atau senilai 450 miliar won per tahun.
Jumlah minyak itu adalah sebanyak 0,5% dari jumlah impor minyak Korsel untuk satu tahun, tapi dinilai lebih berarti karena teknologi eksplorasi dan produksi minyak mentah Korsel bisa diakui di dunia.
Terutama, minyak dari sumur Khalifah dapat dibawa langsung ke Korsel tanpa melewati Selat Hormuz, sehingga dinilai tidak terkena konflik AS dan Iran.
Namun demikian, masalah yang tersisa adalah seberapa lama waktu yang diperlukan untuk menarik biaya investasi senilai 468 juta dolar. Jika lancar, biaya itu diperkirakan dapat ditarik pada tahun 2024 hingga 2026.