Laporan dugaan terjangkitnya virus Flu Babi Afrika (ASF) di wilayah peternakan babi terbesar di Korea Selatan, yakni Hongseong, Provinsi Chungcheong Selatan dikonfirmasi 'negatif'.
Penyebab utama kematian 19 ekor babi yang dilaporkan adalah kekurangan oksigen seiring dengan penurunan pelarangan untuk pergerakan sementara terhadap ternak babi, yang menyebabkan kenaikan kepadatan jumlah ternak babi yang dipindahkan dalam satu tempat.
Hongseong di Chungcheong Selatan merupakan lokasi peternakan babi terbesar di Korea Selatan karena terdapat sekitar 590 ribu ekor babi yang diternakan di sekeliling lokasi tersebut.
Laporan dugaan virus ASF yang terus bermunculan selama empat hari berturut-turut di Yangju, Provinsi Gyeonggi juga dikonfirmasi bukan penularan virus ASF.
Hingga saat ini, sembilan wilayah termasuk Paju, Yeoncheon, Gimpo di Provinsi Gyeonggido, Ganghwado di Incheon, Provinsi Gangwondo, dan lainnya dikonfirmasi positif tertular ASF. Setelah terakhir kali dikonfirmasi terjangkit ASF di Ganghwado, Incheon pada tanggal 27 September lalu, tidak ada tempat lain yang dikonfirmasi positif virus tersebut.
Namun, masih terlalu dini untuk merasa lega karena topan ke-18 bernama 'Mitag' tengah menuju Semenanjung Korea, sehingga ada kemungkinan obat disinfektan yang telah disemprotkan akan hilang akibat air hujan.
Pemerintah Korea Selatan meminta pengendalian lebih ketat terhadap tempat pemusnahan babi menjelang datangnya topan, serta penyemprotan disinfektan yang lebih saksama terhadap fasilitas peternakan dan kendaraan yang lalu lalang.