Dianalisis bahwa kondisi udara yang relatif bersih di Korea Selatan mulai musim dingin tahun lalu hingga musim semi tahun ini disebabkan oleh pelaksanaan sistem manajemen musiman konsentrasi partikulat.
Mulai Desember tahun lalu hingga Maret tahun ini, kadar rata-rata konsentrasi partikulat PM 2.5 di dalam negeri Korea Selatan turun sebesar 17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Jumlah hari yang menunjukkan kadar tertinggi juga berkurang dari 18 hari menjadi dua hari.
Kementerian Lingkungan Hidup Korea Selatan menyatakan bahwa jumlah emisi konsentrasi partikulat PM 2.5 mengalami penurunan sebesar 22 ribu ton atau 19,5 persen.
Kadar rata-rata konsentrasi partikulat tersebut lebih baik antara bulan Februari hingga Maret daripada antara bulan Desember hingga Januari karena didukung oleh kondisi cuaca dan pengaruh COVID-19.
Namun, hasil perbandingan kadar konsentrasi partikulat PM 2.5 pada bulan Januari tahun lalu dan tahun ini yang tidak dipengaruhi oleh unsur lain di Pulau Baeknyeongdo menunjukkan efek yang sangat jelas dari pelaksanaan sistem manajemen musiman konsentrasi partikulat tersebut.
Efek dari pelaksanaan sistem tersebut dikonfirmasi sangat besar di daerah yang padat PLTU batu bara dan pabrik baja seperti Chungcheong Selatan, Jeolla Selatan, Gyeongsang Utara, dan wilayah lainnya.
Kementerian Lingkungan Hidup Korea Selatan menyatakan bahwa pelaksanaan sistem tersebut bermanfaat untuk menurunkan pencemaran udara dan kadar konsentrasi partikulat, sehingga pihaknya telah siap untuk melaksanakan penanganan tahap berikutnya.