Sebuah hasil analisis mahadata menunjukkan bahwa jumlah pergerakan penduduk Korea Selatan telah menurun secara signifikan setelah pemerintah memberlakukan larangan perkumpulan lebih dari lima orang mulai tanggal 23 Desember tahun lalu.
KT (Korea Telecom) pada hari Minggu (07/02/21) mengumumkan hasil analisis mahadata selama pandemi COVID-19 tahun lalu seperti tren pergerakan penduduk setiap distrik di ibu kota Seoul dengan menggunakan data komunikasi perusahaan.
Sebagai contoh, jumlah pergerakan penduduk di distrik Gangnam-gu, Seoul pada minggu terakhir bulan Desember tahun lalu turun dari yang sebelumnya mencapai maksimal 130.000 orang, menjadi setengahnya setelah melewati batas jam malam yakni pukul 21.00.
Jumlah pergerakan penduduk itu sempat kembali meningkat menjelang Hari Natal, meskipun pembatasan jam malam masih berlaku. Namun angka tersebut anjlok kembali sejak tanggal 23 Desember ketika larangan pertemuan lebih dari lima orang diberlakukan oleh pemerintah.
Larangan pertemuan itu juga mendorong anjloknya jumlah kasus harian COVID-19 menjadi setengahnya hanya dalam waktu satu bulan.
Selain itu, distrik Jongno-gu di Seoul yang memiliki banyak kantor, menunjukkan persentase kasus terkonfirmasi tertinggi.
Perubahan jumlah pergerakan penduduk Korea Selatan terlihat tidak lebih banyak selama gelombang ketiga COVID-19 daripada gelombang pertama dan kedua sebelumnya, karena masyarakat dinilai kelelahan baik secara fisik dan mental akibat pandemi COVID-19 yang berkepanjangan.