Badan Pengawas Keuangan Korea Selatan mengirimkan email ke 20 tempat transaksi mata uang virtual di dalam negeri pada hari Senin (14/06) lalu. 

Email tersebut dikrimkan untuk meminta tempat-tempat transaksi mata uang virtual tersebut melaporkan daftar mata uang virtual yang telah ditetapkan untuk dicabut atau berisiko dalam investasi, bersama dengan rincian status, jumlah pemilik, dan jumlah uang yang mereka miliki. 

Langkah tersebut diambil oleh otoritas keuangan setelah sebuah tempat transaksi uang virtual terkemuka di Korea Selatan, Upbit, mengumumkan penghapusan sejumlah mata uang virtual di pasar transaksi dan penetapan jenis mata uang virtual yang berisiko pada tanggal 11 Juni lalu, sehingga pasar mata uang virtual mengalami fluktuasi. 

Ditafsirkan permintaan oleh otoritas keuangan tersebut adalah desakan kepada pihak pengelola tempat-tempat transaksi mata uang virtual untuk menanggulangi pasar mata uang virtual yang telah menjadi terlalu panas. 

Sementara itu, dilaporkan bahwa jumlah rata-rata mata uang virtual yang terdaftar di 4 tempat transaksi mata uang virtual terkemuka di Korea Selatan adalah sebanyak 140 jenis.

Oleh karena itu, hal tersebut menjadi perbincangan sebab jumlah jenis mata uang virtual yang terdaftar di Korea Selatan terlalu banyak dibandingkan jumlah mata uang virtual di Amerika Serikat atau Eropa yang dibatasi kurang dari 50 jenis di satu tempat transaksi.