Korea Selatan melaporkan temuan kasus virus flu babi Afrika (African swine fever) yang pertama dalam tiga bulan terakhir.
Pihak berwenang mengatakan terdapat laporan tentang dugaan penyebaran flu babi Afrika di sebuah peternakan babi di Goseong, Provinsi Gangwondo, sejak tanggal 5 Agustus. Dan akhirnya dugaan tersebut dikonfirmasi kebenarannya pada hari Minggu (08/08).
Pihaknya kini sedang melakukan pemeriksaan secara cermat terhadap sebanyak 3.100 ekor babi di dua peternakan yang terletak dalam radius 10 kilometer dari peternakan yang di mana ditemukan kasus flu babi Afrika tersebut.
Pihak berwenang telah memerintahkan larangan perpindahan atas semua hewan ternak di peternakan-peternakan di Provinsi Gangwondo dan Provinsi Gyeonggido selama 48 jam mendatang hingga hari Selasa (10/08) pagi.
Menteri Pertanian dan Peternakan Korea Selatan Kim Hyun-soo meminta kepada seluruh pengelola peternakan agar melakukan segala upaya untuk menghentikan penyebaran flu babi Afrika dengan segera melakukan disinfeksi.
Pihak berwenang mengatakan tidak dapat mengesampingkan adanya kemungkinan virus flu babi Afrika itu menyebar bukan hanya di wilayah selatan garis demarkasi militer, tetapi juga di wilayah Provinsi Chungcheong Utara dan Gyeongsang Utara.
Dengan adanya larangan perindahan di wilayah tersebut, muncul kekhawatiran akan meningkatnya harga daging babi di Korea Selatan karena gangguan pasokan.
Menjelang masa liburan musim panas, harga daging babi pada bulan Juli lalu melojak 9,9 persen dibandingkan setahun sebelumnya.