Dalam lawatan kenegaraan di Hongaria, Presiden Moon Jae-in bersama Presiden Hongaria Janos Ader sepakat untuk meningkatkan hubungan bilateral ke hubungan kemitraan strategis.

Hongaria memulai hubungan diplomatik dengan Korea Selatan pada tahun 1989 dan menjadi negara pertama di Blok Timur yang menjalin hubungan diplomatik dengan Korea Selatan. Setelah 32 tahun, kedua negara memutuskan meningkatkan jalinan hubungan ke kemitraan strategis.

Presiden Moon menyampaikan bahwa keduanya juga telah membicarakan langkah-langkah kerja sama praktis di berbagai bidang, selain telah menyepakati peningkatan hubungan bilateral tersebut.

Kesepakatan Moon dan Ader memungkinkan kedua negara untuk meningkatkan perdagangan di bidang baterai mobil listrik dan melaksanakan kolaborasi teknologi dan sains.

Khususnya, Ader mengatakan bahwa Korea Selatan dan Hongaria sepaham mengenai penggunaan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) untuk mencapai netralitas karbon.

Terkait hal itu, Kantor Kepresidenan Korea Selatan Cheongwadae menjelaskan bahwa pembangunan PLTN yang dimaksud dalam pembahasan antara Moon dan Ader itu adalah mengenai kerja sama dengan negara-negara yang menginginkan pembangunan PLTN demi mempertahankan teknologi yang sudah ada dan tenaga kerja di bidang tersebut, walaupun pembangunan PLTN baru tidak akan dilakukan di dalam negeri.
 
Usai pertemuan kedua pemimpin negara itu, Presiden Moon kemudian bertemu dengan para pengusaha dari negara-negara yang tergabung dalam Kelompok Visegrad. Kelompok itu terdiri dari Hongaria, Slovakia, Ceko, dan Polandia.

Dalam kesempatan tersebut, Korea Selatan dan Kelompok Visegrad menandatangani nota kesepahaman untuk pengeksporan pesawat jet tempur FA-50 buatan Korea Selatan.

Setelah pertemuan dengan para pengusaha dari negara-negara Kelompok Visegrad, yang juga merupakan agenda terakhirnya di Eropa, Presiden Moon akan bertolak kembali ke Korea Selatan pada hari Jumat (05/11).