Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Penari Wanita Botak dan Seorang Nenek Menangis

2017-05-24

Penari Wanita Botak dan Seorang Nenek Menangis
Pada zaman dahulu kala ada seorang raja yang sangat menyayangi rakyatnya.

Suatu hari dia ingin melihat berapa banyak orang yang berbakti pada orang tua mereka diantara rakyatnya.

Dia menyamar sebagai seorang sarjana dan melihat-lihat kehidupan rakyatnya di luar istana.

Dalam perjalanan pulang ke istana setelah mengamati rakyatnya, dia tiba-tiba mendengar suara tangisan orang dan bunyi musik dari sebuah rumah.

Sang raja merasa penasaran dan mencoba melihatnya.

"Ini ada apa, ya? Pasti ada sesuatu. Saya harus mengetahuinya!"

Sang raja mendekati rumah tempat asal bunyi. Rumah itu sangat usang dan pintu-pintu kamarnya rusak sampai orang dari luar bisa melihat ke dalam.

Di dalam satu kamar terlihat sebuah meja kecil dengan kue Tteok dan buah-buahan di atasnya beserta tiga orang.

Seorang pria menyanyi, seorang wanita botak menari, dan seorang nenek menangis sambil melihat si pria dan wanita.

Sang raja mengetuk pintu kamar karena ingin tahu apa yang terjadi.

"Permisi!"

Nenek yang sedang menangis keluar.

"Siapa kamu? Ada apa datang ke sini?"

"Saya sedang berjalan-jalan dan mendengar bunyi dari rumah ini. Boleh saya masuk sebentar?"

"Boleh...di dalam sedang ada pesta.



Raja masuk ke dalam kamar. Sang nenek memperkenalkan pria dan wanita di dalam kamar.

"Ini anak dan menantu saya. Silakan makan kue dan buah-buahan ini."

Sang raja memandang keseliling kamar lalu bertanya.

"Tadi saya mendengar suara menganis dan suara musik dari rumah ini. Ada apa sebenarnya?"

Sang nenek, anak dan menantunya menangis.

"Hari ini ulang tahun saya. Anak menantu saya ini menyediakan makanan ini buat saya dengan menjual rambutnya. Kami sedang berpesta. Saya menangis karena merindukan suami saya yang telah meninggal beberapa waktu lalu."

Sang raja terkejut.

"Anda boleh ikut berpesta dengan kami."

Mereka berempat menikmati pesta sambil menyanyi dan menari bersama-sama.

"Saya mau pulang. Terima kasih, saya telah menikmati pesta ini dengan rasa senang."

"Hati-hati di jalan ya !"


Sebelum pergi, sang raja menawarkan kepada anak si nenek untuk ikut ujian negara untuk menjadi pejabat istana.

"Saya berencana ikut ujian negara 3 tahun setelah masa berkabung mendiang ayah saya."

Sang raja memberikan mereka semua uang yang ada di sakunya lalu pulang ke istana.
Tiga tahun berlalu dan anak si nenek mengikuti ujian negara. Ada banyak orang yang ikut ujian.

Ketika mengerjakan soal ujian esei, anak si nenek sangat terkejut karena temanya adalah 'penari wanita botak dan nenek menangis'. Artinya dia menulis cerita keluarganya sendiri.

Tentu saja anak si nenek menjadi juara kemudian dipanggil sang raja.

Anak nenek itu kembali terkejut karena orang yang datang ke rumahnya pada ulang tahun ibunya adalah seorang raja.

"Orang yang berbakti pada orang tuanya juga dapat setia pada negaranya. Orang yang menyayangi orang tuanya juga dapat menyayangi rakyatnya. perhatikan rakyat kita seperti memperhatikan orang tuamu."

Sang raja mengangkat anak si nenek sebagai bupati daerahnya. Dia menjadi pemimpin yang sangat memperhatikan penduduk, sehingga dicintai rakyatnya.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >