Salah satu kesulitan yang dihadapi pengungsi Korea Utara setelah tiba di Korea Selatan adalah bahasa mereka. Saat mereka menelepon tentang iklan perekrutan, sang majikan akan memutus hubungan telepon setelah mendengar gaya bicara pengungsi yang memiliki aksen Korea Utara yang keras. Kadang-kadang perekrutan mereka dibatalkan dalam wawancara hanya karena gaya bicara mereka. Para pengungsi mendapat stres terkait aksen bahasa asli mereka. Tetapi ada sebuah berita baik untuk mereka. Sebuah kelas online dibuat untuk mengajar pengungsi Korea Utara tentang standar bahasa Korea. Profesor Lee Ho-yung dari departemen linguistik Universitas Nasional Seoul, mengembangkan situs web “standar pronunciation” atau standar pengucapan untuk pengungsi.