Sebanyak 10 pemain terlihat berkeringat di dekat meja pingpong warna hijau. Mereka adalah anggota sebuah tim tenis meja yang sebagian besar terdiri dari para pembelot Korea Utara. Dikenal sebagai Korean Dream Team untuk Tenis Meja, kelompok unik ini didirikan pada bulan April tahun 2013. Tim tenis meja memiliki 20 anggota, dan 90 persen adalah pelarian dari Korea Utara. Selama sesi latihan mingguan, mereka mencoba menghilangkan kerinduan mereka terhadap kampung halaman di Korea Utara dan juga saling menghibur.
Saat ini, tim itu juga menjadi komunitas pelayanan bagi para pelarian Korea Utara, dimana para anggota berbagi informasi tentang kehidupan di Korea Selatan dan saling memberikan petunjuk berguna soal pekerjaan dan karir. Dengan kata lain, komunitas itu sedang membantu para pendatang baru dari Korea Utara dalam beradaptasi di Korea Selatan.
Para anggota tim mengingat kembali tim gabungan antar Korea yang ikut serta dalam Kejuaraan Tenis Meja Dunia ke-41 di Chiba, Jepang pada bulan April tahun 1991. Saat itu, Korea Selatan dan Korea Utara membuat tim tunggal untuk pertama kali setelah terbagi menjadi dua negara. Tim tenis meja itu memiliki mimpi pertukaran antar Korea dan unifikasi melalui olahraga. Diharapkan sebuah keajaiban penyatuan dua Korea akan tercapai melalui bola kecil dan ringan yang berdiameter 40 milimeter dan seberat 2,7 gram, seperti halnya yang dilakukan tim Korea bersatu pada tahun 1991.