Kapal penangkap ikan ‘Kapal Oryong 501’ milik Perusahaan Industri Sajo Korea Selatan tenggelam di Laut Bering, Rusia, pada tgl.1 Desember lalu. Saat kecelakaan terjadi, 2 kapal Korea Selatan dan 1 kapal penangkap ikan Rusia menjalankan upaya penyelamatan, namun mengalami kesulitan akibat buruknya kondisi cuaca.
Kapal Oryong 501 ditumpangi 60 awak termasuk 1 pengawas Rusia, 11 awak Korea Selatan, 13 awak Filipina, dan 35 awak Indonesia. Kapal berbobot 1753 ton tersebut diketahui dibuat pada bulan Januari tahun 1978. Perusahaan Industri Sajo membeli Kapal Oryong 501 pada tahun 2010 dari perusahaan Spanyol, dan perusahaan Spanyol merenovasi kapal tersebut pada tahun 2003 lalu. Menurut Industri Sajo, mereka hanya memperbaiki fasilitas yang usang tanpa mengubah struktur kapal saat membeli kapal tersebut. Kapal Oryong 501 beraktivitas dalam waktu lama di laut, sehingga dilengkapi dengan fasilitas pembekuan, produksi tepung ikan, fasilitas ekstrak minyak ikan, fasilitas penghilang sisik, dll. Kapal tersebut selesai melakukan kegiatan penangkapan ikan di tengah Laut Pasifik dan masuk pelabuhan Busan pada tgl.2 Juli untuk membongkar muatan ikan-ikan yang ditangkap. Setelahnya, kapal tersebut berlayar kembali pada tgl.10 Juli lalu.
Jika tidak ada kecelakaan, Kapal Oryong 501 dijadwalkan akan kembali pulang ke Busan menjelang tgl.10 Januari tahun depan setelah menangkap ikan di akhir bulan Desember ini.
Sementara, laut Bering yang merupakan lokasi kecelakaan kapal tersebut posisinya berada di laut Pasifik paling utara yang berdekatan dengan laut Kutub Utara, dan kondisi penangkapan ikan di sana diketahui tidak bagus. Pada musim dingin, suhu di laut Bering turun sampai minus 25 derajat Celsius, dan bongkahan es di laut Kutub Utara mengancam keamanan kapal. Namun, kapal-kapal penangkap ikan harus melakukan kegiatannya di sana selama 6 bulan.
Alasan utama kapal penangkap ikan menuju ke laut Bering adalah karena ikan polak di laut Timur hampir tidak ada. Menurut Kementerian Urusan Maritim dan Perikanan, jumlah penangkapan ikan polak di laut Timur Korea Selatan menurun sampai 6 ribu ton pada tahun 1990-an dari 70 ribu ton pada tahun 1970 hingga 80-an tahun. Secara khusus, jumlah ikan polak yang ditangkap kurang 100 ton hingga pertengahan tahun 2000 dan terus menurun sampai 1 hingga 2 ton tiap tahunnya sejak tahun 2007. Karena itu, sumber pasokan ikan polak mengandalkan penangkapan ikan yang ada di laut jauh. Laut Bering memiliki kedalaman rata-rata 1.600 meter, dan kedalaman maksimal 4.100 meter. Di sana, hidup 400 jenis makhluk laut. Ketika kecelakaan itu, 7 unit kapal penangkap ikan asal Korea Selatan tengah berada di sana.