Wakil Perdana Menteri Urusan Perekonomian merangkap Menteri Strategi dan Keuangan Korea Selatan Hong Nam-ki mengungkapkan kekhawatiran atas adanya ekspektasi satu arah yang mengatakan pasar perumahan akan kembali mengalami ketidakstabilan pada semester kedua tahun ini.
 
Dia melanjutkan, di tengah menurunnya transaksi jual-beli apartemen, harga sebuah apartemen di Kecamatan Gangnam di Kota Seoul mengalami kenaikan sebanyak 30 persen pada bulan Mei lalu.
 
Harga riil apartemen di Seoul, tidak termasuk inflasi, telah hampir mencapai tingkat tertinggi setara sebelum adanya penyesuaian akibat krisis keuangan tahun 2008 lalu.
 
Umpamakan harga apartemen pada tahun 2008 senilai 100, harganya kemudian turun ke angka 80 di tahun 2013, dan kembali naik ke angka 99,5 pada bulan lalu.

Hong Nam-ki menambahkan, perlu dipertimbangkan pengurangan kebijakan pelonggaran kuantitatif yang mungkin dilakukan AS dan pengelolaan utang rumah tangga yang diperketat oleh pemerintah Korea Selatan.

Hong juga mengemukakan pemerintah akan membahas penambahan dua ribu unit apartemen dalam daftar pengadaan perumahan di kota baru ke-3 dalam tahun ini.

Menurutnya, dari target jumlah pengadaan apartemen sebanyak 836.000 unit berdasarkan kebijakan real estat tanggal 4 Februari, rencana pengadaan untuk sebanyak 229.000 unit telah diumumkan.

Dia juga mengumumkan pelonggaran pembatasan pinjaman, termasuk rasio pinjaman terhadap nilai aset yang dibeli (LTV), bagi pembeli potensial mulai tanggal 1 Juli mendatang.

Sejalan dengan itu, pemerintah akan berupaya meloloskan amendemen undang-undang perpajakan distrik di parlemen bulan ini agar rasio pajak rumah senilai 600-900 juta won dapat dipangkas 0,05 persen.

Wakil Perdana Menteri Korea Selatan itu juga menjanjikan tidak akan menggunakan data-data yang diperoleh dari sistem pelaporan penyewaan rumah, yang mulai diberlakukan bulan ini, sebagai bahan untuk penetapan pajak.