Wakil Direktur Pertama Komite Sentral Partai Buruh Korea Utara Kim Yo-jong mengkritik pelaksanaan latihan militer gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) melalui sebuah pernyataan yang diberitakan oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA).
Dia mengatakan bahwa latihan militer gabungan antara Korea Selatan dan AS tersebut adalah ekspresi yang paling intensif dari kebijakan bermusuhan AS terhadap Korea Utara, dan akan menanggung konsekuensinya.
Istilah yang digunakan di dalam pernyataan kali ini lebih kasar dan keras dibandingkan dalam pernyataan yang dibuat tanggal 1 Agustus lalu.
Kim juga mengeluarkan peringatan bahwa latihan perang yang terus dilaksanakan dengan mengabaikan peringatan beruntun dari Korea Utara itu akan membuat keduanya menghadapi ancaman keamanan yang lebih serius.
Dia juga menyatakan ketidakpuasannya terhadap Korea Selatan dengan mengatakan bahwa Korea Utara "menyesali tindakan pengkhianatan Korea Selatan."
Kim juga mengkritik pemerintahan Biden dengan mengatakan bahwa kebijakan keterlibatan diplomatik dan dialog tanpa prasyarat yang diungkapkan AS adalah penyamaran untuk menutupi ambisi invasi AS.
Ditambahkannya pula, Korea Utara akan terus meningkatkan kemampuan pertahanan nasional agar dapat melakukan serangan pendahuluan untuk menghadapi provokasi militer apapun.
Sementara itu, saluran komunikasi antara kedua Korea tetap beroperasi pada hari Selasa (10/08) walaupun dengan adanya pernyataan yang dikeluarkan oleh Kim Yo-jong tersebut.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyatakan pihaknya akan melakukan persiapan seksama atas segala kemungkinan yang dapat terjadi sembari terus mencermati sikap Korea Utara.
Korea Selatan dan AS telah memulai pelatihan staf manajemen krisis, dengan asumsi kondisi perang di Semenanjung Korea, sampai tanggal 13 Agustus mendatang.