70 tahun kemerdekaan, 30 tahun menuju masa depan
‘Jalan Bagi Kompromi
dan Kerja Sama’
Pencarian kebenaran fakta sejarah adalah kunci bagi perdamaian dan kemakmuran di Asia Timur.
“Setelah perang berakhir, Jepang bergiat sambil melakukan introspeksi diri atas Perang Dunia Kedua di masa lalu. Kami tidak boleh memalingkan pandangan dari fakta sejarah tindakan Jepang yang membuat warga-warga di negara-negara Asia mengalami penderitaan. Pandangan itu sama sebagaimana dinyatakan Perdana Menteri sebelumnya.”
Masalah wanita budak syahwat yang sempat ditulis di seluruh buku pelajaran Jepang pada tahun 1997 telah dihapus di 18 jenis buku pelajaran Jepang tahun 2015 kecuali pada satu jenis buku pelajaran. Namun, di satu buku pelajaran itu, kesaksian dan gambar nenek korban budak syahwat dihapus.
Jumlah korban akibat pembunuhan saat gempa bumi besar Kanto (ribuan orang), dan Pembantaian Nanking(ratusan ribu orang) ditulis dengan 'banyak.'
"Pejabat pemerintah Jepang meminta pengoreksian isi buku pelajaran terkait wanita budak syahwat setelah mengunjungi kantor penerbit di dalam kampus di Hawaii....
Perubahan isi buku pelajaran sama sekali tidak terjadi...
Biarpun mereka sengaja mengurangi angka wanita budak syahwat, sejarah tidak akan berubah.....
Pemerintah manapun tidak berhak mengoreksi sejarah..."