Berita

Merasakan Pengalaman Olahraga Musim Dingin di Pyeongchang melalui VR
Olahraga musim dingin memang hanya bisa dilihat langsung di stadion atau cuma di TV. Apakah Anda ingin merasakan olahraga itu? Pyeongchang yang menjadi tuan rumah Olimpiade ini menyediakan tempat VR. VR ini dapat dinikmati di Samsung Olympic Showcase yang dibuka di Pyeongchang Olympic Plaza dan Gangneung Olympic Park. Kita dapat mencoba berbagai olahraga seperti skeleton, ski, ski jump, ski alpin, bobsleigh dan lainnya. Dan VR ini dibuat sangat sempurna agar benar-benar terasa angin dan getaran seperti aslinya. Wisatawan juga banyak yang ingin mencoba Winter Ride yang menggunakan Gear Ride. Winter Ride ini tuh program memakai gear VR dan headset kemudian naik ke alat-alat olahraga yang memungkinkan kita mengalami berbagai cabang olahraga musim dingin dengan latar belakang berbeda. Anda dapat juga mencoba Torch Relay Challenge yaitu pengalaman menjadi pembawa obor menggunakan VR dan AR yang dibuka di KT Connected. Dengan mengunakan perangkat VR, nantinya Anda membawa alat berbentuk obor dan berdiri diatas treadmill melintasi pusat kota Gangneung, Pyeongchang dan Istana Gyeongbokgung. Korea merupakan negara dengan teknologi yang canggih dan Olimpiade kali ini Korea benar-benar memanfaatkan kecanggihannya lewat pengalaman VR ini. Kalau Anda mengunjungi Pyeongchang, jangan lupa mampir ke VR Zone! (Photo : Yonhap)
2018-02-16

Seputar Olimpiade PyeongChang

Walau Terpinggirkan, Tim Ice Hockey Wanita Gabungan Korea Selatan dan Utara Menorehkan Tinta Sejarah
Suara sorakan, gegap gempita, dan lemparan berbagai macam bunga dan boneka maskot olimpiade menjadi saksi terjadinya gol satu-satunya yang berhasil dicapai oleh tim hockey es wanita gabungan Korea Selatan dan Korea Utara yang baru dibentuk dua minggu sebelum pertandingan. Di atas kertas, mereka memang tertinggal jauh dibandingkan lawan-lawannya, termasuk tim Jepang yang berada di rangking 9 dunia, sementara Korea Selatan dan Utara menempati urutan 22 dan 25. Namun, keberhasilan mereka memasukkan gol satu-satunya dari tim Korea menjadi 4:1 tetaplah menjadi keberhasilan tersendiri walaupun harus mengakui keunggulan tim Jepang. Arena Ice Hockey Kwandong di kota Gangneung tanggal 14 Februari 2018 menjadi saksi sejarah tim gabungan dua negara yang sudah 60 tahun lebih terpisah. Untuk itulah, para pemain gabungan itu bisa dianggap membawa citra bersejarah bersatunya Korea walaupun di dunia nyata belum ada. Terlebih dalam pertandingan yang bisa dianggap pertandingan melawan tim bebuyutan dari Jepang, maka Korea Selatan dan Utara memang punya alasan untuk bertanding lebih gesit dibandingkan saat mereka melawan tim Swedia dan Switzerland di babak sebelumnya. Dengan bantuan sorakan dan dukungan dari “Pasukan Cheerleader Pendukung” yang datang khusus dari Korea Utara dengan seragam khas beraksen warna gabungan biru, merah, dan putih serta para pendukung dari segenap masyarakat Korea Selatan, pendukung tim gabungan itu meneriakkan “Kita Korea, Kita adalah satu”, “Ayo menang tim kita”, “Ayo Semangat, Ayo Lebih Cepat, Lebih Kuat” dan berbagai teriakan penyemangat lainnya. Pada awalnya memang tidak sedikit warga Korea Selatan yang menentang dibentuknya tim gabungan ini. Namun, itu adalah simbol bersejarah yang lebih penting dari sekedar olahraga. Maka, pelatih tim hockey Korea, Sarah Murray pun harus berusaha membuat bagaimana para anggota yang baru bisa bertemu serta kompak. Seperti keajaiban, ternyata para atlet dari kedua negara itu saling membantu, sering terlihat makan bersama, bercanda bersama walaupun keduanya tinggal di wisma atlet yang berbeda. Memang, mereka akhirnya kalah dari Jepang, tapi jika dilihat bahwa tim gabungan Korea ini benar-benar baru, maka mereka memang layak disebut sebagai pendobrak sejarah dalam olimpiade. Pemain dari Korea yaitu Sin Sojung yang menghadiahkan gol buat tim Korea memang tak bisa menyembunyikan kegembiraannya bersama dengan beberapa orang Amerika keturunan Korea yang bergabung dalam tim itu. Ditambah dengan 12 orang pemain Korea Utara, mereka benar-benar menunjukkan usaha dan kekompakan mereka walaupun hasilnya belum seperti yang diharapkan publik Korea. Satu hal yang pasti, satu gol dari tim gabungan Korea Selatan dan Korea Utara benar benar membuat berkibarnya ribuan bendera unifikasi Korea yang berwarna putih dan biru. Para pemain gabungan itu pun langsung berpelukan dan tak kuasa menahan kebahagiaan mereka walaupun hanya skor sebuah saja. Banyak yang memandang, hadirnya tim gabungan kedua negara itu menunjukkan kemenangan skor politis kedua negara dibandingkan nilai olahraga semata. Walaupun pertandingan ini sepertinya memupuskan harapan tim hockey es wanita Korea untuk meraih emas, di hati para pendukung setianya, tetaplah ada harapan walaupun jalan menuju ke sana entah masih seberapa jauhnya. (Photo : Yonhap)
2018-02-15

Seputar Olimpiade PyeongChang

Dua Drama dari Olimpiade Musim Dingin di PyeongChang
Layaknya drama-drama TV Korea yang mampu mengaduk dan menjungkirbalikkan hati penonton, ajang Olimpiade Musim Dingin PyeongChang pun tak kalah serunya. Ada dua drama dengan akhir kisah berbeda yang mengharu-biru warga Korea Selatan di perhelatan akbar musim dingin ini. Drama olahraga pertama yang bertema kesedihan sekaligus harapan ini dibintangi oleh atlet speed skating Korea bernama Choi Min jeong yang pada awalnya diharapkan menggondol emas dari arena speed skating wanita terutama dalam sesi short track 500 meter. Setelah sempat pada awalnya berhasil melesat melewati lawan-lawannya hingga bertengger di urutan ke-2 dengan medali perak, keputusan juri meruntuhkan segalanya. Dari hasil penilaian tersebut, dia akhirnya didiskualifikasi dengan konsekuensi tanpa medali perak. Sontak, banyak warga Korea yang sedih dan tak percaya dengan keputusan juri yang memandang Choi telah melakukan interferensi atau menyerobot sehingga dianggap melanggar peraturan. Tentu saja hal itu menyedihkan dan mengecewakan para fannya. Dalam wawancara, Choi beberapa kali terlihat menangis kecewa. Namun, dia bisa menenangkan dirinya untuk berkonsentrasi dalam pertandingan-pertandingan lain, seperti tercermin dalam ungkapannya. “Ya, karena ini sudah keputusan juri,s aya tidak menyesal. Saya tetap puas. Apa pun hasilnya, saya tidak menyesal. Saya mendingan konsentrasi pada pertandingan yang lain. Saya kanmau bertanding di babak 1.500 meter dan saya lebih percaya diri di situ. Terus yang 1000 meter pun kayaknya saya juga harus konsentrasi agar bisa mempersembahkan hasil yang terbaik. Terima kasih atas dukungan Anda semua.” Kini banyak warga Korea menunggu hasil dan janji Choi Min jeong untuk tampil lebih baik dan tidak mengecewakan para fansnya. Drama kedua dalam perhelatan Olimpiade Musim Dingin PyeongChang dibintangi oleh seorang pemuda berusia 18 tahun bernama Kim Min seok yang mempersembahkan medali pertama pada korea, yaitu dari arena speed skating 1500 meter. Dengan skor waktu 1 menit 44 detik 93 mili detik, dia menorehkan sejarah pertama di arena itu bagi Korea. Terlebih ini adalah ajang olimpiade pertama buat Kim Min seok. Begitu menang, dia langsung disambut peluk pelatihnya dan menjadi sorotan banyak media Korea. Dengan latar belakang kecintaannya pada olahraga skating sejak usia 7 tahun, Kim Min seok telah menapaki berbagai karir cemerlang hingga tahun lalu menorehkan jejaknya di Sapporo Asian Games dengan menggondol emas di track 1500 meter yang menempatkannya di rangking 5 dunia. Pada tanggal 13 Februari lalu dia memberikan medali perunggu yang memang pantas dikalungkan padanya. (Photo : Yonhap)
2018-02-14

Seputar Olimpiade PyeongChang

Noh Seon-young Mewujudkan Impian Adik untuk Tampil di Olimpide
Speed skater Korea Selatan, Noh Seon-young bertanding pada Senin malam untuk cabang speed skating 1.500m putri dan duduk di urutan ke-14. Olimpiade ini adalah olimpiade keempat kalinya bagi Noh. Noh pertama kali bertanding di Olimpiade Torino pada tahun 2006. Noh pun memutuskan pensiun sebagai atlet setelah bertanding di Olimpiade Sochi pada tahun 2014. Namun, ia meluncur lagi di atas es pada Olimpiade Pyeongchang untuk mewujudkan impian sang adik yaitu mendiang Noh Jin-kyu yang juga adalah mantan atlet short track yang meninggal dunia pada tahun 2016. (Photo : Yonhap)
2018-02-13

Seputar Olimpiade PyeongChang

Choi Jae-woo Gagal Masuk Babak Final Putaran Terakhir
Atlet ski mogul Korea Selatan, Choi Jae-woo gagal masuk final putaran terakhir pada cabang ski gaya bebas mogul yang digelar di Phoenix Snow Park pada Senin malam. Sayang sekali pendengar, karena dalam babak penyisihan putaran ke-2, Choi sudah duduk di peringkat pertama dengan nilai 81,23 sehingga berhasil maju ke babak final pertama. Di babak final pertama pun dia berhasil melaju ke final putaran ke-2 dengan skor 78,26 dengan peringkat ke-10. Namun Choi kehilangan keseimbangan dan kemudian terjatuh sehingga gagal untuk bertanding di putaran final ketiga. Choi Jae-woo adalah atlet pertama dalam sejarah ski Korea yang bertanding di Olimpiade ini. Walaupun kalah di pertandingan ini, prestasi atlet Choi Jae-woo menjadi sorotan. Psikolog, Hwang Seung-hyeon yang sudah mengamati atlet Choi selama 1,5 tahun mengatakan kalau atlet Choi merupakan atlet yang memiliki kecenderungan menjadi juara. Apalagi Choi tetap datang ke Pusat Pelatihan Nasional Tereung dan berlatih sendiri ketika tidak ada pelatihan pada musim panas tahun lalu. Selama 2 tahun belakang ini, Choi memang mengalami masa-masa sulit setelah cedera sehingga dia mempersiapkan Olimpiade Pyeongchang ini dengan tekad yang kuat bahkan tidak bertemu dengan teman dan menjual mobilnya untuk berkonsentrasi pada olahraga. Warga Korea sendiri banyak yang memberikan support dan semangat karena walau kalah, prestasinya sudah memberikan harapan baru bagi cabang olahraga ski gaya bebas Korea. (Photo : Yonhap)
2018-02-13

Seputar Olimpiade PyeongChang

Chloe Kim Meraih Medali Emas
Pada siang tadi, atlet snowboard Amerika berdarah Korea, Chloe Kim meraih medali emas di cabang snowboard halfpipe putri yang digelar di Pyeongchang yang juga merupakan tanah air orangtuanya. Chloe memperoleh skor 98,25 pada babak final mengalahkan 11 pesaingnya. Para penonton bersorak dan takjub melihat Chloe yang menunjukan aksi andalannya yaitu berputar 1080drajat dengan sempurna. Dengan begini, Chloe Kim, remaja berusia 18 tahun ini, didaulat sebagai atlet termuda di cabang olahraga snowboard halfpipe yang berhasil meraih medali emas. Orangtua Chloe adalah orang Korea pendengar yang beremigrasi ke Amerika. Chloe sendiri mulai bermain snowboard sejak usia 4 tahun dan mulai memperlihatkan kejeniusannya dalam bermain. Saat berusia 15 tahun, Kim menjadi snowboarder wanita pertama dalam sejarah dengan aksi back-to-back 1080 pada Snowboarding Grand Prix Amerika tahun lalu. Selamat ya untuk ratu snowboard yang masih belia atas kemenangannya!! (Photo : Yonhap)
2018-02-13

Seputar Olimpiade PyeongChang

Medali Emas Pertama Korea Selatan
Hari Sabtu kemarin, atlet Lim Hyojun menghadiahkan medali emas pertama bagi Korea Selatan di cabang skate cepat lintasan pendek putra 1500m. Lim berhasil merebut medali emas dengan 2 menit 10,4 detik dan sekaligus memecahkan rekor olimpiade baru. Lim Hyojun ini sempat cedera dan sudah operasi sampai 7 kali namun Lim berhasil bermain dengan tenang dan pasti. Upacara penyerahan medali digelar pada kemarin malam dan ini menjadi medali emas pertama yang dipersembahkan oleh Lim Hyojun untuk Korea. (Photo : Yonhap)
2018-02-12

Seputar Olimpiade PyeongChang

Tim Hoki Es Wanita Gabungan Korea Kalah dari Swiss namun Memenangkan Perdamaian
Pertandingan hoki es wanita digelar pada hari Sabtu lalu. Disini, Korea Selatan dan Korea Utara bergabung dalam satu tim gabungan. Mereka berlaga dalam satu bendera semenanjung Korea. Sayangnya, tim hoki es wanita gabungan Korea Selatan dan Korea Utara ini kalah melawan tim dari Swiss dengan skor 8-0. Selama pertandingan berlangsung, tidak ada perselisihan diantara pemain Korea Selatan dan Korea Utara. Tidak ada satupun atlet yang bermain asal-asalan ataupun menyerah karena perbedaan skor yang jauh. Sebagai satu tim, semua pemain memiliki semangat yang besar untuk meraih kemenangan. Para penonton pun terharu dapat menyaksikan pertandingan bersejarah ini, mendukung dengan bersorak “Kami adalah Satu”. Walaupun kalah, media luar negeri menuliskan kalau hasil pertandingan tidaklah penting. Apalagi tim gabungan ini latihan bersama 2 minggu sebelum pertandingan..sehingga waktu untuk latihan pun sangatlah kurang. Ditambah lagi, tim dari Swiss merupakan tim hoki es yang duduk diperingkat ke-6 dunia. Berita luar negeri Cina pun menyebutkan, mereka memang kalah di pertandingan, namun mereka memenangkan perdamaian. (Photo : Yonhap)
2018-02-12

Seputar Olimpiade PyeongChang

Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang telah dibuka
Upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018 digelar di Olympic Plaza pada hari ini pukul 8 malam. Upacara ini bertajuk “Peace In Motion” yang bermakna semangat perdamaian bersama masyarakat dunia. Pertunjukan dibuka dengan panggung dongeng fantasi yang dibawakan oleh lima anak-anak dari provinsi Gangwon. Mereka melakukan perjalanan waktu, mengeksplorasi masa lalu dan masa depan untuk mencari perdamaian. Performa Kpop, media art, tarian modern, mime, digital performance, dan pertunjukan lainnya pun menambah semarak acara pembukaan ini. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade Pyeongchang ini tidak digelar di arena pertandingan, tapi di Olympic Plaza yang terbuka berbentuk segi lima yang melambangkan wujudnya lima target Olimpiade Pyongchang yaitu, budaya, lingkungan, perdamaian, ekonomi dan ICT. Pada upacara pembukaannya ini, tim atlet Korea Selatan Utara pun akan masuk bersama dengan tim atlet Korea Selatan. Sudah 11 tahun lamanya, tim atlet Korsel dan Korut masuk bersama pada upacara pembukaan sejak Asian Games Musim Dingin 2007 di Changchun. Setelah semua tim atlet masuk ke lokasi acara, presiden Moon Jae-in mendeklarasikan pembukaan Olimpiade setelah pidato sambutan dari Lee Hee-beom, selaku ketua Panita Olimpiade dan ucapan selamat dari ketua IOC (Komite Olimpiade Internasional), Thomas Bach. Ketua panitia Olimpiade Pyeongchang, Lee Hee-beom mengatakan: Seperti yang Anda ketahui, Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang kali ini sangat bermakna karena Olimpiade ini diselenggarakan di Korea setelah 30 tahun sejak Olimpiade Seoul. Jika Olimpiade Seoul adalah tempat untuk memperkenalkan budaya Korea kepada dunia, Olimpiade Pyeongchang adalah tempat untuk menyebarkan citra Korea sebagai negara yang kuat dalam budaya berdasarkan gelombang Hallyu yang menyebar ke seluruh dunia. Terutama upacara pembukaan Olimpiade dinilai sebagai ukuran kesuksesan yang paling penting. Sebagai sebuah acara yang tak hanya berfokus pada media namun juga pada mata dan telinga seluruh dunia, panitia pelaksana telah menyiapkan dengan teliti dan seksama dalam berbagai bidang untuk kesuksesan acara. Sutradara acara pembukaan Olimpiade Pyeongchang, Yang Jeong-woong mengatakan: Dibandingkan dengan konten yang rumit atau abstrak, pada upacara pembukaan ini kami ingin menunjukan kisah perdamaian dimana semua orang dapat berempati. Jadi, keseluruhan tema dari upacara pembukaan adalah “Peace in Motion”, karena perdamaian merupakan sebuah tindakan yang bisa dilakukan secara aktif melalui pertemuan. Dengan bertemu, membuka hati, berkomunikasi, dan berempati, perdamaian dapat terwujud. Dari sinilah kami memulai konsep ini. (Photo:Yonhap)
2018-02-09

Seputar Olimpiade PyeongChang

Go Top