Episode 3
Kuil Jongmyo

Komite Warisan Dunia UNESCO telah menetapkan Kuil Jongmyo yang berlokasi di Seoul sebagai situs warisan dunia UNESCO pada tanggal 6 Februari 1995.

Kuil Jongmyo yang merupakan aset budaya Korea dan menjadi warisan manusia universial yang pertama ini adalah tempat keramat keluarga raja di Dinasti Joseon dan menjadi juga landasan sejarah 500 tahun Dinasti Joseon.

"Sambong, Apakah kita harus memindah ibu kota ke Hanyang yang sudah ditentukan? Kalau mau pindah, kita harus membuat bangunan dan benteng. Apa yang harus kita lakukan dahulu?"
"Yang mulia. Ini hamba raja Jeong Dojeon~ Supaya membangun landasa negara, selain istana, kita harus menyediakan 'Altar Sajik' untuk mengadakan persembahan spiritual baut lelehur serta dewa padi-padian dan 'Kuil Jongmyo' untuk menyimpan kayu nisan."
"Apa alasannya?"
"Begini Yang Mulia. Bangunan istana untuk memeperlihatkan martabat kerajaan, 'Altar Sajik' untuk mendoakan kesuburan kehidupan rakyat yang nyaman, dan 'Kuil Jongmyo' untuk menyembah nenek moyang akan menjadi landasan Joseon yang berdasarkan 'Konghuju' sebagai filosofi pemerintahan."
"Benar sekali perkataan Anda. Jika raja sendiri menaati nenek moyang, rakyat pun meras penting menaati orang tua. Jadinya, secara otomatis dilandasi sopan santun Konghuju yang harus kita miliki."

Raja Taejo bernama Yi Seong-gye mendirikan Dinasti Joseon pada tahun 1392 setelah menjatuhkan Dinasti Koryo. Kemudian itu, ia menjadikan Konghuju sebagai filosofi pemerintahannya.
Konghuju yang mementingkan sopan santun yang harus dipenuhi manusia, khususnya mengutamakan penyembahan terhadap leluhur, dianganggap inti dari sapon santun.
Oleh sebab itu, Raja Taejo mulai membangun Kuil Jongmyo terlebih dahulu setelah memindah ibu kotanya ke Hanyang pada tahun 1394.

Istilah Jongmyo terdiri dari aksara Tionghoa berbunyi 'Jong' yang bermakna, utama dan 'Myo' yang bermakna tempat keramat. Jongmyo sebagai tempat kramat utama di negara menjadi tempat penyimpan kayu nisan raja dan ratu Dinasti Joseon dan menggelar upacara penghormatan untuk mereka.
Sepertinya, Kuil Jongmyo yang merupakan tempat contoh untuk penyembahan megah dan ketaatan terhadap orang tua di Dinasti Joseon sehingga memiliki struktur bangunan yang suci dan tenang.


Jika memasuki Kuil Jongmyo seluas 186.786㎡, terklihat jalan batu bercabang tiga, yang disebut Samdo. Jalan di tengahnya untuk Dewa dan kedua jalan sebelahnya untuk raja dan pangeran mahkota. Raja dan pangeran mahkota memakai jalan sebelah karena Kuil Jongmyo adalah kediaman roh mendiang raja dan ratu.

Tempat penyimpan kayu nisan yang disebut Jeongjeon dihiasai sesederhana mungkin tanpa diwarnai. Namun demikian, lebar bagunan itu mencapai 101 meter sehingga menjadi bangunan kayu terpanjang di dunia.

Pada tahun 1395 pembangunan Kuil Jongmyo selesai, kayu nisan untuk leluhur empat generasi ke atas dari Raja Taejo ditempatkan di Jeongjeon yang terdiri 7 bagian.
Seiring dengan waktu, tempat penyimpan kayu nisan diperbanyak sehingga Jeongjeon pun diperluas memiliki 19 bagian dan 49 kayu nisan disimpan pada tahun 1836.
Kemudian itu, Yeongnyeongjeon dibangun pada tahun 1421 untuk menyimpan 34 kayu nisan raja dan ratu yang tidak disimpan di Jeongjeon.
Kuil Jongmyo adalah tempat keramat di Dinasti Joseon dan upacara penghormatan masih berlangsung hingga sekarang.


"Jongmyo Jerye atau upacara penghormatan terhadap mendiang raja dan ratu ini merupakan upacara nasional terutama dan sudah berlangsung lebih dari 600 tahun Tahap menyambut roh leluhur, tahap dinikmati roh, tahap memberkati, dan tahap melepaskan roh! Seluruh prosedur ini dijalankan berdasarkan tata cara jadi usahakannya sebaik-baiknya. Anda sudah menyiapkan pelengkap untuk sesajen?"
"Tentu saja. Berdasarkan setiap sepasang raja dan ratu, 114 pelengkap sesajen diperlukan, bukan? 66 mangkuk logam, 13 piring bambu, 14 piring kayu, dan 2 mangkuk keramik! 24 jenis pelengkap sesajen sudah disiapkan."

Jongmyo Jerye yang dipersembahkan oleh raja pada Dinasti Joseon itu kini masih dilaksanakan secara sempurnah dan sungguh-sungguh.

Upacara penghormatan seperti ini hanya berlangsung di Korea saja dalam waktu yang sangat panjang. Oleh karena itu, UNESCO menetapkan Jongmyo Jerye yang mendoakan kesejahteraan dan kemakmuran negara serta Jongmyo Jeryeak yang merupakan musik dan tarian pada Jongmye Jerye sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia UNESCO pada tahun 2001.

Kuil Jongmyo adalah sebuah tempat suci di mana jiwa dan sejarah Dinasti Joseon masih hidup dan juga dijuluki sebagai Kuil Parthenon di Asia. Dengan demikian, Kuil Jongmyo merupakan warisan berharga yang mempertahankan budaya upacara gabungan yang paling tua di dunia sekaligus mengandung waktu 500 tahun Dinasti Joseon dan masa kini Korea.

Close