Makam Kerajaan Dinasti Joseon

Keunggulan

Taman Para Dewa, Makam Kerajaan Dinasti Joseon

Makam Kerajaan Dinasti Joseon adalah tempat peninggalan berupa makam raja dan ratu Dinasti Joseon yang memiliki sejarah selama 500-an tahun. Keberadaan makam kerajaan dengan sejarah lebih dari 500 tahun tanpa dihancurkan sulit ditemukan padanannya di dunia. Jumlah makam raja dan ratu, serta raja dan ratu yang mendapatkan gelarnya setelah meninggal di Dinasti Joseon mencapai 40 unit. Makam-makam itu didaftarkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO kecuali dua unit makam yang berada di Korea Utara.

Sumber: Badan Urusan Warisan Seni Budaya

  • Ketentuan Makam Kerajaan Dinasti Joseon

    Makam Kerajaan dibuat berdasarkan paham konfusianisme dan feng shui. Menurut feng shui, makam kerajaan harus berlokasi di wilayah yang tepat dengan prinsip Baesanimsu, yaitu ada sungai di bagian depan dan gunung di belakang. Lokasi itu dikelilingi oleh gunung-gunung agar terpisah dari wilayah sekitarnya. Setelah mendapatkan lokasi ideal, ruang makam pun diatur sesuai dengan tata cara konfusianisme. Selain itu, sebagian besar makam kerajaan berlokasi di sekitar ibu kota Hanyang agar raja bisa berziarah ke sana dalam satu hari.

  • Sumber: Badan Urusan Warisan Seni Budaya

  • Struktur Makam Kerajaan Dinasti Joseon

    Makam Kerajaan terdiri dari tiga bagian, yaitu ruang masuk yang berarti ruang dunia fana (ruang untuk pemeliharaan makam ‘Jaesil’, kolam, jembatan Geumcheongyo); ruang bagi orang yang masih hidup untuk upacara pemujaan bagi yang sudah meninggal (gerbang Hongsalmun, paviliun Jeongjagak, kamar persiapan sesajen Subokbang); dan ruang sakral bagi orang yang meninggal (paviliun untuk monumen prasasti Bigak, tempat tidur raja dan ratu di dalam makam). Setelah jembatan Geumcheongyo yang memisahkan dunia fana dan ruang sakral, terdapat gerbang Hongsalmun berwarna merah yang berarti 'tempat sakral.' Di depan gerbang itu, terbentang jalan dinamakan 'Chamdo.' Jalan Chamdo terbagi menjadi dua, yaitu jalan yang digunakan oleh raja yang meninggal 'Sindo' dan jalan yang digunakan oleh raja yang masih hidup 'Eodo.' Di depan makam, ada berbagai patung dan figur batu.

    • ① Gerbang Hongsalmun
    • ② Paviliun Jeongjagak
    • ③ Kamar Subokbang (Ruang untuk Persiapan Sesajen Upacara Pemujaan)
    • ④ Dapur untuk raja, Suragan
    • ⑤ Jalan Chamdo
    • ⑥ Patung batu menteri
    • ⑦ Patung batu pengawal
    • ⑧ Lampu batu Jangmyeongdeung
    • ⑨ Bongbun, Gundukan makam

Uigwe Terkait Upacara Pemakaman Nasional

Dinasti Joseon meninggalkan buku yang mencatat segala proses upacara kenegaraan. Buku itu adalah 'Uigwe.' Uigwe yang terkait upacara pemakaman nasional mencatat tata cara penentuan situs makam, perhitungan biaya yang dibutuhkan, bahan yang digunakan untuk makam, waktu penggelaran upacara pemakaman, dan sebagainya. Ilustrasi yang terdapat di dalam Uigwe sangat bermanfaat untuk menjaga dan memulihkan pemakaman mendiang raja tanpa masalah apapun.

Sumber: Museum Nasional Korea

Sumber: Catatan Badan Urusan Upacara Pemakaman Nasional Raja Sukjong

Salleungjerye

Salleungjerye adalah upacara pemujaan dan penghormatan terhadap raja dan ratu Dinasti Joseon. Upacara tersebut melambangkan kesetiaan dan rasa bakti yang merupakan ciri khas konfusianisme. Upacara ini terus berlangsung di Dinasti Joseon selama hampir 600 tahun sebagai upacara pemujaan nasional. Namun saat ini, tradisi itu hanya dilanjutkan oleh keturunan kerajaan klan Yi dari Jeonju.

Sumber: Badan Urusan Warisan Seni Budaya

Close