Kuil Bulguksa merupakan manifestasi ajaran agama Buddha dan terdiri dari beberapa bagian: Daeungjeon (Aula Pencerahan Agung), aula utama yang menyimpan patung Buddha Shakyamuni perlambang dunia fana; Geuknakjeon (Aula Kebahagiaan Tertinggi) yang menyimpan patung Buddha Amitabha perlambang dunia kebahagiaan tertinggi setelah kematian; Birojeon yang menyimpan patung Buddha Wairocana perlambang kebenaran hakiki; dan Gwaneumjeon (Aula Dewi Kwan-Im) yang menyimpan patung Bodhisattva Avalokiteshvara perlambang belas kasih dan pengobatan.
Ruangan dalam Kuil Bulguksa terbagi menjadi dua oleh sejumlah jembatan. Jembatan Cheongungyo (Jembatan Awan Biru) dan Baekungyo (Jembatan Awan Putih) mengarah ke Daeungjeon, sementara Jembatan Yeonhwagyo (Jembatan Teratai) dan Chilbogyo (Jembatan Tujuh Harta) terhubung dengan Geuknakjeon. Ruang di atas jembatan menandakan dunia Buddha, sementara ruang di bawah jembatan menandakan dunia manusia. Keunikan Jembatan Cheongungyo dan Baekungyo terlihat pada jumlah anak tangganya, yaitu sebanyak 33 anak tangga. Angka 33 menunjukkan proses menuju pencerahan. Selain itu, jumlah anak tangga ini mengisyaratkan peluang orang awam untuk mencapai Negeri Buddha yang sempurna melalui usaha dan kerja keras.
Ketiga patung Buddha dan Bodhisattva, meskipun ditempatkan di ruang yang berbeda, merupakan sebuah kesatupaduan. Hal ini merupakan ekspresi dari aliran Hwaeom yang menekankan persatuan dengan mengakui perbedaan. Kuil 'Hwaeom Bulguksa' mendapat namanya dari harapan masyarakat Silla untuk berpasrah diri dan mengobati hati yang terluka akibat peperangan.
Pagoda Seokgatap mengekspresikan ajaran Shakyamuni atau Tathagata, sementara Pagoda Dabotap menggambarkan Prabhutaratna yang telah membuktikan kebenaran ajaran dari Tathagata, sebagaimana tertulis di kitab suci Buddha. Seokgatap memiliki penampakan yang sederhana, namun dengan kesetimbangan yang sempurna. Dabotap yang penuh dengan ornamen menunjukkan keahlian pemahatan batu yang sangat tinggi di Silla. Keistimewaan lain dari pagoda ini adalah kitab suci agama Buddha di tingkat dua Seokgatap, Mugujeonggwang Daedaranigyeong, yang merupakan teks cetak kayu tertua di dunia.
Untuk mengilustrasikan saat dimana Sang Buddha mendapatkan pencerahan sempurna yang penuh cahaya dan tanpa kegelapan, bangsa Silla membangun kuil batu di lereng gunung Tohamsan dengan ketinggian 565 meter di atas permukaan laut. Hal ini bertujuan agar patung Buddha di kuil tersebut dapat terkena sinar matahari terbit. Kuil ini pun dinamakan Kuil Seokbulsa alias Kuil Buddha Batu. Berbeda dengan gua batu alami, Seokguram adalah gua artifisial yang dibuat dengan batu granit. Langit-langit yang berbentuk bundar atau kubah terdiri dari 360 unit papan batu granit, kemudian ditutup oleh batu berbobot 20 ton.
Sumber: Badan Urusan Warisan Seni Budaya
Gua Seokguram terbagi atas ruang utama berbentuk lingkaran tempat patung Buddha setinggi 3,5 meter, tempat ibadah yang berbentuk segi empat, dan lorong kecil. Hal ini mengikuti kepercayaan orang Silla, yaitu langit berbentuk bundar dan tanah berbentuk segi empat. Di dinding, terdapat ukiran figur 39 patung Buddha seperti Wajrapani dan empat dewa pelindung yang melindung Buddha, serta Bodhisatva dan para muridnya yang menyampaikan ajaran agama Buddha.
Sebab utama bentuk asli Gua Seokguram tetap terjaga selama lebih dari 1.200 tahun adalah pengaturan kelembaban dan ventilasi ruangan yang alami. Para arsitek Silla mengalirkan air dingin di lantai ruang batu agar kelembaban di dalam ruangan dapat diturunkan. Rancangan teknik arsitektur ini menunjukkan kearifan bangsa Silla dalam menjaga Seokguram dari fenomena pelapukan.
Seokguram dibangun berdasarkan perhitungan matematis dan dengan rancangan yang sempurna menggunakan ukuran satuan jarak 12 dangcheok (1 dangcheok = 29,7㎝). Ruangan utama Seokguram berbentuk lingkaran dengan radius 12 dangcheok. Posisi orang yang beribadah terletak sejauh dua kali lipat dari jarak 12 dangcheok. Posisi itu sangat ideal bagi orang yang beribadah untuk melihat patung Buddha. Rasio pembagian patung Buddha untuk wajah, dada, bahu, dan lutut adalah 1:2:3:4 demi menghasilkan keindahan optimal.