Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Kapak Emas dan Kapak Perak

2013-08-07

Kapak Emas dan Kapak Perak
Pada zaman dahulu kala di sebuah desa tinggallah dua orang pemuda, seorang bernama Dolsoe yang berhati baik dan seorang lain bernama Meoksoe yang malas dan tamak.

Dolsoe selalu rajin dan ia setiap hari ke hutan untuk mengambil kayu-kayu yang akan dipakai bahan bakar. Sedangkan Meoksoe yang malas senantiasa tidur-tiduran tanpa melakukan aktifitas apa pun.

Karena setiap hari Dolsoe mengambil kayu, di dalam hutan tidak ada lagi kayu yang layak diambilnya.

"Besok saya coba ke hutan yang lebih dalam."

Esok harinya Dolsoe menuju ke hutan yang lebih dalam dan di sana ia melihat sebuah kolam. Dolsoe merasa aneh karena ada kolam di dalam hutan seperti itu. Tapi dia segera melupakannya lalu mulai mencari kayu-kayu.

Di depan kolam dia temukan sebah pohon yang besar lalu dia memotong cabang-cabang pohon dengan kapaknya. Sewaktu dia menebang pohon, tiba-tiba kapaknya terlepas dari tangannya dan terjatuh ke dalam kolam.

"Aduh, gimana ini... satu-satunya kapak milikku terjatuh ..."

Dolsoe menangis di tepi kolam. Tiba-tiba seorang kakek berambut putih dan memegang tongkat muncul dari dalam kolam.

"Siapa Anda?"

"Saya dewa gunung. Mengapa kau menangis?"

"Saya menjatuhkan satu-satunya kapak saya ke dalam kolam."

"Jangan khawatir, saya akan mencarikannya. Tunggu sebentar!"


Dewa gunung hilang ke dalam kolam kemudian muncul lagi dengan membawa sebuah kapak emas.

"Kapak emas ini milik kau?"

"Bukan... kapak saya bukan yang mahal seperti itu."

"Oh, ya? Kalau begitu, tunggu lagi!"


Gunung dewa hilang lagi lalu muncul dengan membawa kapak perak dan bertanya kepada Dolsoe lagi.

"Itu bukan kapak saya. Kapak saya sudah usang."

Dewa gunung hilang lagi dan sebentar lagi membawa sebuah kapak yang usang.

"Kapak yang usang ini milikmu?"

"Benar, kapak besi itulah milik saya."

"Kau jujur sekali. Saya akan berikan kau kapak emas dan perak juga sebagai hadiah."

"Terima kasih, Dewa! Terima kasih !"


Sejak itu Dolsoe menjadi kaya.

Sementara Meoksoe yang sudah mendengarkan berita Dolsoe itu merasa cemburu.

"Si Dolsoe juga penjual kayu seperti aku ... masa dia menjadi orang kaya! Aku juga akan menjatuhkan kapakku ke dalam kolam itu."

Meoksoe melakukan perjalanan ke kolam di dalam hutan dengan petunjuk yang diberikan Dolsoe. Setalah tiba di kolam, dia sengaja menjatuhkan kapaknya ke dalam kolam.

"Aduh, aduh... kapakku terjatuh ke dalam kolam. Aduh, itu satu-satunya kapak yang kumiliki"

Kemudian, dewa gunung muncul lalu bertanya.

"Mengapa kau menangis dengan sedih?"

"Kapakku terjatuh ke dalam kolam."


Dewa gunung hilang ke dalam kolam lalu muncul dengan membawa kapak emas, kapak perak, dan kapak besi.

"Di antara tiga kapak ini, mana yang milikmu?"

"Hmmmm.. kapakku adalah kapak emas dan kapak perak."

"Kau ini licik! Kau membohongi saya? Saya tidak mau memberikan apa-apa kepada orang yang berbohong seperti kau."


Dewa gunung menghilangkan diri lagi ke dalam kolam dengan membawa ketiga kapak.

"Aduh... bodohnya aku! Aku kehilangan kapak gara-gara ketamakanku!"

Meoksoe menangis di depan kolam lalu dia memutuskan hatinya untuk hidup dengan jujur.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >