Menlu Korsel dan Indonesia Bertemu di Seoul, Bahas Lanjutan Proyek KF-21
2024-03-19 14:40:05
Pada zaman dahulu kala, di sebuah desa tinggal kakak beradik Nolbu dan Heungbu.
Begitu orang tua mereka meninggal, Nolbu mengambil semua warisan dan mengusir Heungbu dan keluarganya.
Tidak sanggup melihat anak-anak yang menangis karena kelaparan dan rumah mereka sangat dingin, Heungbu pergi menemui Nolbu.
“Kakak ipar, saya mohon, berikan kami sedikit nasi."
“Apa, kamu mau minta nasi? Huh!"
Istri Nolbu menampar pipi Heungbu dengan sendok nasi yang ada di tangannya.
Musim semi pun tiba. Seekor burung layang-layang membangun sarang di bawah atap rumah Heungbu.
Suatu hari, seekor ular besar merayap mendekati sarang burung layang-layang itu.
“Ular jahat! Hus... cepat pergi!"
"Suamiku, lihat itu. Anak burung yang paling kecil terjatuh ke tanah."
Menggunakan benang, Heungbu mengikat kaki anak burung yang patah dengan berhati-hati. Sebulan kemudian, anak burung tersebut kembali pulih.
Di musim dingin tahun berikutnya, kumpulan burung layang-layang itu kembali datang sambil membawa benih labu.
Heungbu menanam dan merawat labu itu dengan penuh perhatian. Tunas labu itu muncul, lalu batangnya tumbuh, bunganya bermekaran, dan suatu hari, labu itu berbuah dengan subur,
“Ayun, ayun gergaji..."
"Senang, riang gergaji..."
"Ayo, kita gergaji!"
Di dalam labu itu terdapat kotak harta yang berisi uang dan karung yang berisi beras berlimpah.
Mendengar cerita Heungbu, Nolbu yang serakah pun sengaja mencari sarang burung layang-layang dan mematahkan kaki salah satu burung itu.
Ia lalu dengan kencang mengikat kaki burung yang patah itu menggunakan benang.
Setahun kemudian, Nolbu dan istrinya menanam benih labu yang burung itu bawa. Labu itu pun berbuah dengan subur.
Apakah yang ada di dalam buah labu keluarga Nolbu?
Dari labu itu keluar sekelompok perampok yang merampas semua harta dan menghancurkan rumah Nolbu dan para pengawal kerajaan yang memukuli keluarga Nolbu dengan pentungan.
“Kalian, kan, yang mengusir keluarga Heungbu yang baik hati dan membuat mereka menderita?"
"Kami mohon maaf. Kami bersalah."
Keluarga Nolbu yang kelaparan dan tidak punya tempat tinggal pun akhirnya pergi menuju rumah Heungbu. Heungbu menyambut Nolbu dan kakak iparnya dengan gembira.
Setiap musim semi tiba, keluarga Heungbu dan Nolbu, serta burung layang-layang tinggal bahagia di bawah satu atap.
2024-03-19 14:40:05
2024-03-14 15:36:42
2024-02-02 14:21:28