Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Tujeon Puri / Sashiraengi / Janggi Taryeong

#Citra Musik Korea l 2023-09-22

Citra Musik Korea

Tujeon Puri / Sashiraengi / Janggi Taryeong
Tujeon Puri
Saat berkumpul dengan teman-teman atau saudara, orang Korea dahulu sering bermain permainan tujeon. Kartu tujeon yang dipakai tipis dan panjang. Di atasnya bertuliskan angka dan terdapat bermacam-macam gambar, seperti gambar orang, burung, dan ikan. Setiap pemain mendapat lima kartu, kemudian angka di tiga kartu itu ditambahkan sehingga berjumlah 10, 20, atau 30, sedangkan dua kartu sisanya ditaruhkan dengan pemain lain. Kartu taruhan terbaik dalam permainan ini disebut jangttaeng, yakni taruhan dengan angka 10 dengan dua kartu. Kata jangttaeng yang berarti ‘terbaik’ dari permainan ini sampai sekarang dipakai orang Korea untuk menyebut cantik, kenyang, dan lainnya. Yang menarik dari permainan kartu tradisional ini adalah caranya bermainnya. Para pemain bermain sambil bernyanyi. Masing-masing pemain harus bernyanyi sesuai angka dalam kartu saat melemparnya untuk bertaruh. Sekarang meski permainan tujeon sudah tidak ada dan digantikan dengan permainan hwatu, lagu Tujeon Puri (투전 풀이) yang dinyanyikan saat bermain permainan ini masih dinyanyikan sampai sekarang. 

Sashiraengi
Permainan sashiraengi (사시랭이) sangat mirip dengan permainan tujeon. Dahulu permainan tujeon sangat terkenal di seluruh Korea, tetapi sashiraengi umumnya hanya dimainkan di daerah Jindo di provinsi Jeolla Selatan, daerah Taebaek dan Samcheok di provinsi Gangwondo, dan beberapa daerah di provinsi Gyeongsang Utara. Permainan ini menggunakan koin yang bertuliskan angka. Para pemain duduk mengelilingi meja kecil di tengah dan masing-masing menerima tiga koin. Kemudian, salah satu pemainnya meletakkan satu koin di meja dengan angka yang tidak dimiliki orang lain sambil menyanyikan lagu sesuai dengan angka yang tertulis di koin itu. Mirip dengan nyanyian di permainan tujeon. Bila pemain lain benar-benar tidak punya koin dengan angka yang sama, dia menang. Tetapi kalau ada pemain lain yang punya koin dengan angka yang sama, dia akan menyanyi dengan lirik yang isinya menyuruh pemain yang tadi untuk diam karena sekarang giliran dia untuk jalan. Lagu-lagu yang dinyanyikan dalam permainan ini liriknya tidak ditentukan, melainkan dibuat spontan setiap kali bermain, tetapi ada beberapa lirik terkenal yang menggambarkan situasi dan latar belakang masyarkat saat lagu-lagu itu dinyanyikan. 

Janggi Taryeong
Dahulu banyak sekali lansia di desa berkumpul di bawah pohon untuk bermain permainan janggi. Saking serunya permainan catur Korea ini, biasanya ada saja orang di sebelah pemain yang bisik-bisik menyarankan langkah terbaik supaya bisa mengalahkan lawan. Meski orang yang seperti ini sangat menjengkelkan tetapi mereka selalu bisa membuat suasana menjadi tambah seru. Sebagai teman bermain mereka juga selalu menyediakan minuman makgeolli atau arak Korea yang tak jarang dijadikan sebagai barang taruhan untuk diperebutkan. Meski taruhannya hanya minuman, tetapi permainan tetap panas dan sengit. Bukan karena takut arak taruhannya jatuh ke tangan lawan, tetapi semua orang berusaha keras untuk tidak kalah supaya tidak malu. 
Seperti permainan catur, pion-pion janggi dibagi menjadi dua, Dinasti Han dan Dinasti Chu. Dua dinasti ini pada awalnya adalah kerajaannya Liu Bang dan Xiang Yu, tetapi dalam lagu japga dari Gyeonggi berjudul Janggi Taryeong (장기타령), mereka muncul sebagai Liu Bei dan Cao Cao di saat masa Tiga Kerajaan, yang masing-masing mewakili Dinasti Han dan Dinasti Chu. Dan meski judul lagunya adalah Janggi Taryeong, tetapi bagian awal dari lirik lagu ini sama sekali tidak bercerita tentang permainan janggi, hanya bait-bait di penutup yang menyinggung tentang permainan ini.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >