Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Chupunggambyeolkok / Sichang Gwansan Yungma / Chugangi

#Citra Musik Korea l 2023-10-06

Citra Musik Korea

Chupunggambyeolkok / Sichang Gwansan Yungma / Chugangi
Chupunggambyeolkok
Ada tiga suara yang sangat disukai orang Korea zaman dahulu, yaitu suara tangisan bayi yang baru lahir, suara orang membaca buku, dan suara pukulan kayu ke baju untuk menghilangkan kerutan agar tidak kusut. Dahulu orang Korea percaya kalau membaca dengan suara keras bisa meningkatkan konsentrasi dan kemampuan membaca yang baik. Para cendikiawan selalu membaca buku dengan suara keras. Mereka biasanya tidak hanya membaca saja, tetapi memasukkan irama pada bacaannya sehingga tidak membosankan. Songseo adalah salah satu jenis lagu tradisional Korea yang dinyanyikan oleh penyanyi profesional dengan cara mengembangkan teknik membaca buku dengan suara keras supaya lebih enak didengar telinga. Salah satu contoh lagu songseo adalah lagu dengan judul Chupunggambyeolkok (추풍감별곡), sebuah lagu yang mengisahkan tentang seorang wanita yang merindukan kekasihnya di malam musim gugur. 

Sichang Gwansan Yungma
Lirik lagu songseo biasanya merupakan sebuah prosa ataupun kitab. Tetapi lagu dengan judul Sichang Gwansan Yungma (시창 관산융마) berbeda. Lagu ini adalah lagu songseo tetapi liriknya merupakan puisi Tiongkok. Lirik lagunya diawali dengan kisah seorang musafir naik ke Jungseonru di tengah angin musim gugur yang hening dan dingin. Melodinya sangat tenang dan menggambarkan suasana musim gugur yang sepi. Suasana seperti inilah yang membuat para gisaeng dahulu langsung suka menyanyikan lagu ini, tak lama setelah sang penyair Shin Gwangsu selesai menulisnya. Orang yang suka dengan musim gugur juga pasti akan langsung menyukai lagu ini. Dan bisa dibilang, lagu ini adalah salah satu lagu yang wajib didengarkan oleh orang Korea saat musim gugur datang. Untuk merasakan dan menikmati ketenangan dan keindahan musim gugur, paling tidak satu atau dua kali selama musim gugur orang Korea akan mendengarkan lagu ini. 

Chugangi
Sebuah catatan sejarah tentang lagu Sichang Gwansan Yungma mengatakan bahwa Shin Gwangsu, sang penyair yang menciptakan puisi ini, sempat melihat dan mendengar langsung lagu ini dinyanyikan dengan sangat anggun oleh seorang gisaeng bernama Moran saat pergi ke Pyongyang. Karena kepiawaian gisaeng yang menyanyikan lagu itu di depan sang penyair, sampai-sampai dia menuliskan catatan bahwa kalau saat Moran menyanyikan lagu itu, suaranya seakan bisa membuat awan yang lewat pun berhenti. Moran memang dahulu dikenal sebagai gisaeng sekaligus penyanyi terbaik saat itu. Karena ketika sudah tua pun, dia masih dipanggil ke istana untuk menyanyikan lagu Gwansan Yungma dan membuat semua orang yang mendengarkan suaranya terpesona.
Lagu dengan judul Chugangi (추강이) adalah sebuah lagu aransemen dari lagu Sichang Gwansan Yungma, tetapi nuansanya lebih modern. Lagu ini dinyanyikan dengan iringan gitar dan melodi yang sedikit lebih ceria. Rasa atau suasana musim gugur yang dingin dan sepi antara dahulu dan sekarang mungkin tak jauh berbeda, tetapi cara mengungkapkannya bisa sangat berbeda seperti di dalam lagu ini.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >