Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Park Wan-suh - Tetap Happy Ending

2023-10-13

ⓒ Getty Images Bank
Rute No. 43 terlihat jelas dari jendela ruang tamu. Itulah yang paling kusukai dari rumah ini saat pertama kali datang untuk melihatnya. Rumah ini memilik atap yang dapat melindunginya dari hujan dan terik sinar matahari. Tempat pemberhentian bus dengan tempat duduk yang nyaman untuk menunggu juga berada tidak jauh dari sini. Rute itu menuju kota Seoul, dan bus-bus antar-kota yang melewati rute menuju Seoul itu berasal dari berbagai kota, baik besar maupun kecil, dan juga berbagai daerah. Bus-bus itu memiliki nomor yang berbeda-beda, namun semuanya akan berputar balik di kota Seoul, di Stasiun Gangbyeon, jalur No. 2.
Di sana, dari bus apa pun yang kita tumpangi, dapat terhubung langsung dengan kereta jalur No. 2 yang memutari kota Seoul. Setelah dengan gegabah mengejar impianku untuk tinggal di luar kota, fakta ini setidaknya dapat menenangkan kekhawatiranku. 


- Cuplikan program:


Terdengar suara tawa dari para penumpang bus. Suara tawa itu terdengar sangat ketus dan sinis. Di dalam bus itu hanya ada sekitar enam atau tujuh penumpang saja, tapi mereka membuatku ketakutan. Mereka seperti orang-orang yang sengaja memperolokku karena mereka membutuhkan hiburan.
“Nenek. Kalau naik bus itu dari pintu depan, bukan dari pintu belakang yang terbuka. Pintu depan, pintu depan, nek. Mengerti, tidak?”
Aku ingin sekali menjawab, “Aku tidak tuli!” Namun aku merasakan semua pandangan tertuju padaku. Aku pun berdiri sambil menggenggam pegangan tangan di tengah-tengah bus dan turut bergoyang-goyang seiring bus yang melaju itu.

여기저기서 웃음 소리가 들렸다.
웃음소리는 탁하고 악의적이었다.
승객은 예닐곱 사람밖에 안 됐지만
나는 오락에 굶주린 그들이 장난삼아 나를 갖고 놀려 한다는 걸 깨닫고
슬그머니 무서운 생각이 들었다.

“할머니, 버스는 열린 문으로 타는 게 아니라 앞문으로 타는 거예요.  
 앞문이요, 앞문.  알아들었어요?” 

나 귀먹지 않았다고 대들고 싶은 걸 참았다.
싱글대는 시선이 나에게 집중된 걸 느끼면서
버스 한 가운데서 손잡이를 잡은 채 무력하게 흔들리고 있었다.


Kejadian yang sang tokoh utama alami, baik di dalam bus dan di dalam kereta membuatnya kecewa. Mengapa dunia ini berubah menjadi sangat kejam dan dingin? Namun, kebaikan kecil yang diberikan oleh sang sopir taksi di akhir cerita membuat sang tokoh utama percaya, bahwa dunia ini masih memiliki harapan. Walau dunia dipenuhi oleh keegoisan dan keserakahan, asalkan di dalamnya masih tersisa rasa hormat dan kepedulian kepada sesama, maka kita tetap bisa menemukan “happy ending,” akhir yang bahagia dalam kehidupan sehari-hari.


“Ibu, Ibu lupa uang kembaliannya.”

Barulah aku ingat, aku langsung turun dari taksi setelah memberikan 15.000 Won. 
“Pak sopir putar balik taksi hanya untuk memberikan uang kembalian?”
“Tentu saja, dong, Bu.”
Sopir taksi itu terlihat masih muda dan lugu, namun ia tersenyum dengan giginya yang putih dan bersih. Aku ingin sekali mengucapkan pujian dan rasa terima kasihku, namun dengan bodohnya aku berkata, “Negara kita itu sangat hebat, ya?”
“Ibu, pantas saja dari tadi saya merasa ada yang berbeda dari ibu. Ibu lama tinggal di luar negeri, ya? Dan baru saja kembali, ya kan?”
Aku tidak mengiyakan ataupun mengelaknya dan hanya bisa tersenyum dengan lebar. Ia telah menjadi berkahku hari ini, semoga aku juga bisa menjadi berkah baginya.

“사모님, 거스름돈도 안 받고 내리시면 어떡해요?” 

그제서야 만원짜리와 오천원짜리를 내고 그냥 내린 생각이 났다.

“그럼 이 돈 때문에 일부터 유턴까지 해 왔단 말예요?” 

“당근이죠” 

생기긴 소박하다기보다는 촌스럽게 생긴 젊은이였지만 
활짝 웃는 잇속이 희고 깨끗했다.
나는 그게 눈부셔 
뭐라고 고맙다는 인사와 칭찬의 말을 합쳐서 한다는 소리가 엉뚱하게도
‘우리나라 참 좋은 나라네’ 였다.

“사모님, 어쩐지 멋쟁이다 싶었는데 외국에서 오래 사시다 오셨나봐요.  그렇죠?” 

나는 긍정도 부정도 하지 않고 다만 활짝 웃어주었다.
그가 나에게 축복이 되었듯이 나도 그에게 축복이 되길 바라면서.



Park Wan-suh (Propinsi Gyeonggi,  20 Oktober 1931 – 22 Januari 2011)
    - Debut: novel “Pohon Gundul” (1970)

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >