Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Lee Seon-hee - Tagihan

2023-12-08

ⓒ Getty Images Bank
“Aku berharap suamiku tertabrak mobil atau tertendang kuda dan kehilangan salah satu kakinya. Alasannya karena aku juga kehilangan salah satu kakiku tujuh bulan yang lalu dan kini dengan bangga mendapatkan julukan sebagai orang cacat. Jika suamiku memiliki dua kaki, sementara aku hanya satu kaki, keseimbangan di antara kami akan rusak. Dan sesuatu yang tidak memiliki keseimbangan itu tidak akan pernah dianggap utuh.

- Cuplikan program:


Kecurigaan itu mirip seekor kucing liar yang suka mencuri. Mungkin saja suamiku yang mengenakan dasi barunya hendak menggunakan otaknya untuk memikat wanita lain selain diriku. Dia menghilang sebelum menyelesaikan dua kata, “Aku berangkat...” 

Tanpa sadar aku berusaha untuk berdiri. Namun, kakiku tidak mau menuruti keinginanku, dan aku hanya bisa bersandar di tembok saja.

Kecurigaan yang mirip kucing liar itu tidak menghiraukan semua yang ada dalam diriku dan membuatku gila. Harga diriku menghapus semua kepercayaan diri dan kehormatanku, serta kepercayaan yang selama ini telah kami berdua bangun.

Aku pun mengambil kesimpulan, “Suamiku memakai dasi baru untuk bertemu dengan wanita murahan berkaki dua.”

의심은 도둑고양이와 같다.

그 새 넥타이를 맨 남편이 이 밤에 내가 아닌 다른 여인에게
좀 더 많은 호감을 사려고 온갖 지혜를 짜내지 않으리라고 누가 보장할 것인가.

그는 두어 마디 다녀온다는 말을 마치고 전에 없이 급하게 나가 버렸다.
나는 나도 모르게 벌떡 일어나려고 했으나 
다리가 말을 듣지 않아 그냥 벽에다 몸을 기대버렸다.

도둑고양이와 같은 의심은 내 모든 것을 무시하고 나를 미치게 했다.
내 모든 교양이 애써 쌓아오던 자존심과 체면
그리고 그와 나 사이에 굳게 받들던 믿음을 무시하고 
끝끝내 이러한 결론을 만들고야 말았다.

‘남편은 새 넥타이를 매고 두 다리가 성한 계집을 찾아갔다.’


Saat kehilangan kakinya, sang tokoh utama juga kehilangan kebebasan yang ia miliki sebagai seorang istri. Cerita ini tidak bermaksud untuk mengkritik sang suami, namun pernikahan sebagai institusi yang telah membuat sang tokoh utama merasa terikat, tersakiti dan kehilangan jati dirinya. Sang tokoh utama mengungkapkan bahwa kaki sang suami saja tidak cukup untuk membayar derita yang ia alami, ia menginginkan nyawanya. Pemikirannya tidak dilandasi oleh amarah atau balas dendam, namun dilandasi oleh perhitungan yang dingin, seperti sebuah tagihan yang disampaikan setelah kita memberikan suatu pelayanan. Sang tokoh utama percaya bahwa pernikahan mereka dapat pulih hanya setelah sang suami membayar tagihan tersebut. Di tahun 1930-an beban yang dirasakan oleh pria dan wanita dalam pernikahan tidak seimbang. Karena itu sang tokoh utama menganggap bahwa tagihannya tersebut juga mewakili tagihan untuk semua wanita dalam pernikahan. 


Malam tampak semakin kelam. Aku tidak kuat menahan dinginnya karena selama ini kompor penghangat di rumahku tidak pernah mati. Mungkin aku harus berbaring di tempat tidur walau tidak mengantuk sedikit pun. Setelah meninggalkan rumahku, aku tidak merasa lelah walau aku tidak tidur selama tujuh malam. Mungkin inilah yang disebut dengan mukjizat.
Aku datang kemari tanpa merenggut satu pun nyawa. Mungkin kasih sayang, kelemahan yang dimiliki oleh setiap istri, yang membuatku datang dan menetap di tempat ini tanpa mendapatkan bayaran yang sepatutnya. 

Aku akan menetap di sini lebih lama lagi hingga tagihanku telah terbayar penuh. 

Aku senang karena di negeri ini ada bandit, ada cerita tentang seekor binatang pemangsa mayat seorang anak, dan ada pula kesunyian yang menyerupai kematian.

밤이 어지간히 깊어진 모양이다.
스토브에 불이 꺼진 지 오래여서 추워서 견딜 수 없다.
아무리 잠이 아니 와도 저 나무 침대 속으로 들어가야 할까보다.
집을 떠나 일곱의 밤을 뜬 눈으로 새워도 조금도 피로를 모르겠다.
기적이란 아마 이따위겠지.

나는 아직 살인을 하지 않은 채 이곳으로 왔다.
받을 것을 다 못 받고 그대로 주저앉는 것이
모든 아내 된 자의 약점이요, 애교인 모양이다.

나는 얼마 동안 이곳에 더 머무를 것이다.
내 계산서를 완전히 청산할 때까지 이 땅에 더 있을 것이다.

이 땅은 마적이 있어서 좋고 
돼지가 죽은 아이 시체를 물고 뜯어먹는다는 이야기가 있어서 좋고
죽음 같은 고독이 있어서 좋다.



Lee Seon-hee (lahir 1911 di Hamheung, Propinsi Hamgyeong Selatan, Korea Utara)
    - Debut: Cerita pendek “Wanita Malam – Lampu Jalanan” (1934)

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >