Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Kakak (Bagian 2) - Shim Ah-jin

2024-01-12

ⓒ Getty Images Bank
“Jeong Mu-un datang. Seperti biasanya, ia menaiki tangga dengan pandangan mata yang tertuju pada lantai dan bahu yang membungkuk. Ia tidak memperhatikan keberadaan kami. Aku ingin sekali meninggalkan tempat ini dan minum segelas bir yang segar.
Memangnya siapa pria tidak penting ini? Mengapa aku dan kakak harus bekerja begitu keras untuk mencuri perhatiannya? Apa kami takut ketidakpeduliannya dapat merusak jalannya waktu?”

Cuplikan program:

저기, 정무운이 온다.
평소처럼 땅에 시선을 두고 어깨를 구부정하게 구부린 채 걸어 올라오고 있다.
우리는 아직 그의 눈에 띄지 않는다.
나는 다 집어치우고 그 자리를 떠나 시원하게 맥주라도 한잔 들이켜고픈 기분이다.
도대체 이 하찮은 청년이 뭐란 말인가?
어째서 언니와 나는 이 사람이 동요하기를 바라는가?
우리는 정무운이 우리를 의식하지 않음으로 인해 
모든 시간이 뒤틀려버릴까 봐 불안해하고 있다.


“Kakak” menceritakan tentang tiga dewi atau peri yang saling bersaing untuk meraih status tertinggi. Ketiganya melambangkan nasib atau takdir manusia, seperti yang sering dijumpai dalam berbagai mitos kuno. Dua peri kembar tersebut melambangkan keuntungan dan malapetaka, sementara adik bungsu mereka melambangkan cinta, yang bisa menjadi keberuntungan maupun malapetaka. Mu-un, yang terbiasa menghadapi kesulitan sepanjang hidupnya telah mati rasa akan keberuntungan dan malapetaka. Namun, seperti manusia pada umumnya, ia membutuhkan cinta. Karena itu sang adik bungsu dapat dengan mudah menarik perhatiannya sementara kedua kakaknya harus bersusah payah tanpa membuahkan hasil. Pengarang Shim Ah-jin ingin memberikan pesan – Apa yang dapat membuat hati manusia tergerak? Jawabannya adalah cinta.


“Aku tidak terluka parah, tapi sepertinya aku tidak akan bisa berjalan menggunakan sepatu hak ini. Maaf merepotkan, tapi apakah kamu punya sepatu nyaman yang bisa kupinjam?”
Mu-un menganggukkan kepalanya. Kami sangat syok melihatnya. Selama ini Mu-un memperlakukanku dan kakak seperti permen mint di konter restoran. Kalau mau, silakan ambil, kalau tidak, ya sudah. 
Tetapi ia mengangguk kepada adik. Aku dan kakak merasa seperti pecundang.  

“많이 다친 것 같지는 않은데... 힐 신고는 걸을 수 없을 것 같아요.
죄송하지만 무운씨 댁에서 편한 신발 좀 빌릴 수 있을까요?” 

뜻밖에 정무운이 고개를 끄덕인다.
충격적이다.
언니나 내게는 식당 계산대에서 집어 들 수도 집어 들지 않을 수도 있는
박하사탕처럼 대하던 정무운이 고개를 끄덕이다니.
언니와 나는 열패감에 휩싸인다.



Shim Ah-jin (lahir 1972 di Masan, Propinsi Gyeongsang Selatan)
- Debut: Cerita pendek “Waktu Minum Teh” (1999)

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >