Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Sejarah

Putri yang Menjadi Dewi Hutan di Geongju

2018-05-23

Putri yang Menjadi Dewi Hutan di Geongju

Alkisah, hiduplah seorang putri dari negara tetangga bernama Saso.


Putri Saso memiliki kesaktian yang dapat membuatnya bisa bepergian kemana saja sesuai keinginannya.


Pada suatu hari, Putri Saso datang ke negeri di bagian timur dengan menggunakan kesaktiannya.


Putri : "Tempat ini bagus sekali. Baik langit maupun tanahnya memiliki energi yang baik. Saya akan tinggal di tempat ini sambil menolong orang-orang di sini."


Putri Saso menetapkan hatinya untuk tidak kembali ke negerinya dan tinggal di tempat tersebut.


Namun, raja di negerinya mulai gelisah karena anaknya tidak kunjung kembali setelah pergi menjelajah.


Sang raja mengirim surat kepada putrinya dengan cara mengikatkannya pada kaki burung elang.


Raja : "Putriku, rupanya kamu menemukan tempat yang ingin kamu tinggali. Kalau begitu, bangunlah rumah di tempat burung elang ini berhenti."


Putri Saso mendapat surat dari ayahnya dan mengikuti burung elang yang dikirim ayahnya tersebut.


Burung elang itu akhirnya berhenti di Gunung Seondo daerah Gyeongju.


Daerah ini kelak menjadi Kerajaan Shilla, salah satu kerajaan kuno di Korea.


Putri : "Wahai burung elang, inikah tempat tinggal baru untukku? Baiklah! Aku akan tinggal di sini. Terima kasih."


Putri Saso membangun rumah dan menjadi dewi hutan di Gunung Seondo.


Sejak saat itu, mulai terjadi hal-hal aneh yang sebelumnya berlum pernah ada.


Daerah Gyeongju sebenarnya telah dihuni oleh 6 suku.


Pada suatu hari, enam orang ketua suku itu melakukan rapat untuk memilih raja.


Ketua suku : "Raja umumnya ditentukan oleh Dewa. Siapa yang sesuai untuk menjadi raja untuk memimpin rayat kita ini?"


Keenam anggota suku itu memikirkan bagaimana memilih raja sesuai keinginan Dewa. Pada saat itu tiba-tiba muncullah kilat di suatu tempat.


Ketua suku : "Wah kenapa tiba-tiba muncul kilat. Apakah itu pertanda dari Dewa untuk raja baru kita?


Mereka tergesa-gesa mencari dari mana kilat itu berasal.


Mereka sampai ke sebuah sumur bernama Najeong di atas gunung.


Di tempat itu mereka melihat seekor kuda putih yang sedang menangis, kemudian kuda itu terbang ke langit.


Para ketua suku mendekati tempat kuda putih tadi berada.


Ketua suku : "Lihat! Di sini ada sebutir telur. Telur itu berwarna ungu."


Mereka dengan hati-hati membawa telur tersebut ke desa mereka.


Tidak lama kemudian seorang bayi laki-laki keluar dari telur berwarna ungu tersebut.


Para ketua suku menamai bayi itu Hyeokgeose dengan makna 'menerangi dunia'.


Heokgeose mendapat nama keluarga Park karena berasal dari sebuah telur yang menyerupai jenis labu yang disebut 'bak'.


Park Heokgeose nantinya menjadi raja pertama Kerajaan Shilla pada usia 13 tahun.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >