Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Sejarah

Istri yang Menjadi Batu

2018-05-30

Istri yang Menjadi Batu

Pada zaman Kerajaan Shilla hiduplah seorang raja bernama Nulji.


Raja Nulji mempunyai dua orang adik, Bokho dan Misaheun.


Namun kedua adik Raja Nulji ditahan di Kerajaan Goguryeo dan Jepang sebagai sandera.


Raja Nulji mengirim ajudannya yang bernama Park Jea-sang ke Kerajaan Goguryeo untuk menyelamatkan adik-adiknya.


Park Jea-sang berhasil membujuk raja Goguryeo sehingga salah seorang adik Raja Nulji, yakni Bokho dapat pulang ke negerinya dengan selamat.


Raja : "Saya senang sekali karena adikku Bokho kembali. Namun... Bagaimana dengan Masaheun? Apa dia masih ditahan di Jepang?"


Mendengar keluhan Raja Nulji, Park Jea-sang kemudian berangkat ke Jepang.


Park Jea-sang : "Karena ini permintaan Raja, aku akan langsung berangkat ke Jepang. Aku tidak punya waktu untuk mampir ke rumah dan pamit kepada istriku."


Park Jae-sang akhirnya berangkat ke Jepang.


Istri Park Jea-sang mendengar kabar keberangkatan suaminya melalui pegawai istana.


Sejak itu, istri Park Jea-sang dengan setia selalu menunggu suaminya di atas bukit dekat laut.


Park Jea-sang akhirnya sampai ke Jepang. Ia bertemu dengan raja Jepang dan menyusun sebuah rencana.


Park Jea-sang : "Raja Jepang yang terhormat, saya diusir oleh Raja Nulji di Kerajaan Shiila. Saya harap Yang Mulia mau menerima saya sebagai bawahan."


Raja Jepang dengan senang hati menerima Park Jae-sang sebagai ajudannya.


Tidak lama kemudian Park Jea-sang mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Misaheun, adik Raja Nulji.


Park Jea-sang : "Saya mendapat perintah raja untuk menyelamatkan pangeran. Tapi saat ini kita tidak bisa melarikan diri secara bersamaan. Lebih baik, pangeran segera kembali, biar saya tinggal di sini"


Akhirnya Misaheun berhasil kembali ke Shilla, sementara Park Jae-sang masih tertinggal di Jepang.


Beberapa hari kemudian, Raja Jepang mendengar kabar bahwa Park Jea-sang berhasil mengirim Misaheun pulang.


Raja Jepang : "Bagaimanapun saya kagum dengan kemampuanmu. Kamu adalah ajudan yang setia."


Raja Jepang meminta Park Jae-sang untuk tinggal di Jepang sebagai ajudannya


Park Jea-sang : "Saya tidak mau menjadi pejabat di negeri Jepang. Saya lebih baik menjadi budak di negeriku sendiri, Shilla."


Karena memilih setia pada bangsanya, Park Jea-sang akhirnya dieksekusi oleh Raja Jepang.


Sementara itu, istri Park Jea-sang yang tidak tahu suaminya telah meninggal, dengan setia selalu menunggu suaminya di bukit dekat lalut.


Karena kesetiaan tersebut akhirnya istri Park Jea-sang akhirnya berubah menjadi batu di bukit di mana ia selalu menunggu suaminya.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >