Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Kumpulan Isu

Anggota Parlemen Jepang Kunjungi Kuil Yasukuni

2019-10-18

Warta Berita

ⓒYONHAP News

Para anggota partai berkuasa dan oposisi Jepang mengunjungi Kuil Yasukuni. Tindakan tersebut tidak bermanfaat dalam meredakan konflik antara Korea Selatan dan Jepang. Kuil Yasukuni menghormati korban perang Jepang, termasuk 14 orang penjahat perang Kelas-A meliputi Hideki Tojo. Kunjungan oleh pejabat atau anggota parlemen Jepang ke Kuil Yasukuni dianggap sebagai tindakan yang membenarkan perang invasi.


Namun, para politikus Jepang yang mempedulikan gerakan kalangan sayap kanan Jepang berusaha untuk beribadah di Kuil Yasukuni, yang biasanya dilakukan pada hari berakhirnya Perang Pasifik atau dalam periode festival musim gugur kecuali hari pertama festival tersebut.


Ada yang hanya memberikan persembahan atau mengunjunginya sebagai orang biasa bukan pejabat pemerintah. Namun, jika mereka memiliki tujuan politik, banyak politikus Jepang rela mengunjungi Kuil Yasukuni walaupun ada banyak kritik terhadap mereka. Terutama jika Perdana Menteri melakukannya, maka efeknya jauh lebih berpengaruh.


Pada tahun ini, baik pejabat pemerintah Jepang maupun para anggota partai Jepang mengunjungi Kuil Yasukuni, dan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe hanya memberikan persembahan. Di dalam perombakan kabinet Jepang terakhir ini, tokoh-tokoh yang bersifat sayap kanan diangkat. PM Abe tengah bersiap untuk memperbaiki konstitusi untuk membuat Jepang menjadi negara yang dapat berperang. Dia memiliki pandangan sejarah yang salah, sampai-sampai membantah pernyataan  Menteri Luar Negeri Jepang,  Taro Kono, yang mengakui perekrutan paksa wanita perbudakan syahwat untuk tentara Jepang.


Akar konflik antara Korea Selatan dan Jepang adalah masalah sejarah di masa perang. Jepang mengambil langkah balasan terhadap Korea Selatan melalui pembatasan ekspor dan pencabutan nama Korea Selatan dari daftar negara putih ekspornya, atas keputusan Mahkamah Agung Korea Selatan mengenai kompensasi perusahaan Jepang terhadap pekerja paksa warga Korea. Kunjungan ke Kuil Yasukuni yang aktif dilaksanakan oleh pejabat pemerintah Jepang ditafsirkan bahwa mereka tidak akan menyerah dalam masalah sejarah masa lalu.


Belakangan ini, berbagai tindakan dilaksanakan untuk menghilangkan konflik antara Korea Selatan dan Jepang. Terutama dengan kehadiran Perdana Menteri Korea Selatan, Lee Nak-yon di upacara penobatan Kaisar Naruhito, yang diperkirakan akan menjadi titik awal dalam pemecahan konflik. Media Jepang memprediksi bahwa pertemuan Perdana Menteri antara Korea Selatan dan Jepang akan digelar pada tanggal 24 Oktober mendatang.


Waktu pertemuan diperkirakan tidak akan panjang, sehingga pertemuan itu hanya diadakan untuk menciptakan rasa simpati pada masalah-masalah yang harus dipecahkan. Banyak orang yang memperhatikan pesan apa yang Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in akan sampaikan kepada PM Abe melalui PM Lee. Pesan itu bisa saja disampaikan secara verbal bukan dalam bentuk surat pribadi. Walaupun kunjungan ke Kuil Yasukuni oleh pejabat tinggi Jepang tidak banyak mengubah suasana saat ini, namun pasti dapat memberikan pengaruh negatif pada hubungan antara kedua negara.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >