Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Kumpulan Isu

Korsel Catatkan Defisit Perdagangan Terbesar

2022-12-17

Warta Berita

ⓒYONHAP NewsNeraca perdagangan Korea Selatan tahun ini mencatatkan defisit untuk pertama kalinya dalam 14 tahun, dengan besaran defisit mencapai 50 miliar dolar AS untuk pertama kali dalam sejarah perdagangan Korea Selatan.


Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengungkapkan bahwa nilai ekspor sementara Korea Selatan berdasarkan bea cukai pada periode tanggal 1 hingga 10 Desember tercatat sebesar 15,421 miliar dolar AS, turun 20,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hingga saat ini, defisit perdagangan kumulatif tahun ini mencapai 47,464 miliar dolar AS. Sementara itu diperkirakan defisit selama 20 hari terakhir di tahun ini akan melebihi 3 miliar dolar AS, dan defisit tahunan akan melebihi 50 miliar dolar AS. 


Besaran defisit perdagangan tahunan tersebut telah mencatatkan rekor tertinggi dan lebih dari dua kali lipat dibandingkan rekor defisit tertinggi sebelumnya sebesar 20,624 miliar dolar AS yang dibukukan pada tahun 1996. Terlebih lagi, neraca perdagangan Korea Selatan mencatatkan defisit untuk pertama kalinya dalam 14 tahun sejak krisis keuangan global 2008. 


Defisit perdagangan tahun ini telah diprediksi sebelumnya, tetapi skalanya jauh lebih besar dari yang diperkirakan dan kemungkinan besar akan berlanjut bahkan setelah tahun ini. Penyebab defisit berjumlah besar tersebut adalah melonjaknya harga bahan mentah dan lemahnya ekspor.


Masalah yang lebih serius adalah penurunan ekspor. Ekspor semikonduktor yang mencakup rasio ekspor terbesar Korea Selatan turun 27,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, penurunan tersebut semakin meningkat setiap bulannya sejak September lalu. Ini dikarenakan kondisi ekonomi di sektor semikonduktor global terus menurun. Ekspor produk baja, suku cadang mobil, peralatan komunikasi nirkabel, dan alat ukur presisi juga turun dari sebesar 20 persen menjadi 40 persen.


Faktor China pun berpengaruh pada defisit Korea Selatan. Ekspor ke China, yang merupakan mitra dagang terbesar Korea Selatan, turun 34,3 persen. Perlambatan ekonomi China ini dipengaruhi oleh pembatasan dagang Amerika Serikat dan efek lanjutan dari pandemi COVID-19. 


Masalah terbesar adalah defisit perdagangan sebelumnya hanya terisolasi di tahun tersebut saja, namun kali ini defisit perdagangan diperkirakan kemungkinan besar akan berlanjut pada tahun depan. Oleh sebab itu, langkah mendesak diperlukan untuk perbaikan kondisi ekspor dalam jangka panjang, selain langkah-langkah jangka pendek untuk segera mengatasi defisit.


Pemerintah Korea Selatan diketahui telah aktif melakukan upaya untuk mengatasi kelesuan ekspor. Pada 23 November, Presiden Yoon Suk Yeol memimpin pertemuan strategi ekspor dan mengumumkan strategi khusus untuk setiap wilayah ekspor utama dan rencana memperkuat dukungan bagi sektor ekspor. Sebagai tindak lanjutnya, satuan tugas pemerintah untuk mendukung ekspor telah mengadakan 13 pertemuan untuk mendengarkan kesulitan perusahaan-perusahaan ekspor dan membahas solusinya. Satuan tugas tersebut bertujuan meningkatkan kemungkinan perusahaan Korea Selatan masuk ke pasar ekspor utama, mendapatkan permintaan ekspor baru di ASEAN, AS, dan China, serta memperluas kerja sama dengan Timur Tengah, Amerika Latin, dan Uni Eropa.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >