Banyak masyarakat Korea Selatan sedang membuat rencana liburan musim panas yang akan segera dimulai.

Minggu lalu kami sempat menyampaikan tren liburan musim panas tahun 2018, yaitu liburan panjang, reservasi awal, konsumsi rasional, dan 'Gasimbi' atau rasa puas konsumen berbanding harga.

Di samping itu ada satu tren baru yang muncul terkait dengan liburan musim panas tahun 2018, yaitu Staycation.

Ada satu ungkapan bahasa Korea 'jika keluar dari rumah, maka akan kesulitan menunggu'. Tren Staycation itu berdasarkan ungkapan yang menggambarkan kesulitan di tempat liburan.

Dimana-mana di tempat liburan kita pernah mengalami kesulitan dan ketidanyamanan karena ramai orang, harga mahal, dan sebagainya. Hal itu memang menambah stress yang sebenarnya ingin kita lepaskan di tempat liburan.

Staycation merupakan istilah yang menggabungkan kata 'stay' yang bermakna, 'tingga' dan kata 'vacation' yang bermakna 'liburan'. Jadi makna Staycation adalah liburan di rumah atau sekitar rumah tanpa harus pergi jauh-jauh.

Mungkin ada yang berpikir bahwa tren liburan baru ini sama dengan tidak ke mana-mana atau berdiam saja di rumah. Namun, perkiraan itu salah.

Staycation adalah melakukan segala kegiatan liburan tapi menginap di rumah sendiri. Misalnya, mereka mengunjungi tempat wisata, pergi menonton pertunjukan, makan di luar, melakukan kemah. Semua kegiatan yang mereka inginkan akan dilakukan selama masa liburan mereka. Kemudian pulang rumah dan beristirahat.

Unik, kan? kegiatan ini memang dapat dilakukan pada hari biasa, bukan liburan. Tetapi, sebenarnya tidak mudah dilakukan pada hari-hari biasa karena beberapa unsur seperti uang, jadwal anggota keluarga, dan lain-lain.

Dengan Staycation ini liburan akan menjadi lebih nyaman dan praktis. Mereka melakukan apa saja yang diinginkan selama ini atas nama liburan.

Hal yang lebih baik dari liburan mengikut Staycation ini adalah dapat menghindari stres yang tidak diinginkan di tempat liburan.