Di Teater Nasional Korea di wilayah Jangchung-dong, Seoul, sebuah rombongan sandiwara yang disebut Paly Factory Mabangzen tengah menyuguhkan sebuah karya sandiwara ‘Melarikan Diri’. Pementasan teater itu menggambarkan rasa pahit dan pilu yang dialami para pembelot Korea Utara.
Dikatakan Park Chan-gyu, penulis sandiwara itu, melakukan wawancara dengan para pembelot Korea Utara dalam satu bulan untuk berbagi kesengsaraan mereka. Cerita sandiwara ini menggambarkan kehidupan seputar dua saudara perempuan, bernama Mi-seon dan Mi-yeong, yang berjuang untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan yang tidak akrab, menderita kemiskinan, prasangka sosial dan diskriminasi.
Adegan melarikan diri berlangsung sekitar 40 menit dalam kesunyian. Para aktor dan aktris berlari dan berjalan di panggung secara terus-menerus untuk menggambarkan proses yang sulit untuk melarikan diri di bawah pengamanan yang ketat. Mi-yong, Mi-seon dan juga para pelarian lain dari Korea Utara kabur ke Korea Selatan untuk mencari kebebasan. Setelah bertahan hidup dari krisis yang mempertaruhkan nyawa, mereka berupaya menciptakan impian mereka. Tapi mereka kembali terjebak dalam kesulitan yang lain. Mereka terpaksa berhenti dari pekerjaan dan gaji mereka terus dipangkas. Direktur Koh memutuskan untuk memanggungkan sandiwara ini dengan harapan dapat mendorong warga Korea Selatan memahami dan menerima pelarian dari Korea Utara dan juga membuang prasangka terhadap mereka. Dia juga berharap pementasan teater ini akan membantu para pendatang baru dari Korea Utara, meski hanya dengan cara yang kecil, sukses menjadi salah satu anggota di masyarakat Korea Selatan.