Seorang pelanggan ingin membeli beberapa tanaman di sebuah toko bunga di Incheon. Florist atau penata bunga Ho Song-yeon, yang merupakan pelarian dari Korea Utara, sudah menjalankan tokonya sejak tahun 2013. Pada pagi hari, dia berangkat ke pasar bunga grosir untuk membeli bunga-bunga yang indah. Dia kemudian menata rapi bunga-bunga itu sebelum memberikannya kepada pelanggan. Di toko, dia harus memilih bunga untuk para pelanggan. Dia sangat sibuk sepanjang hari, dan dia hampir tidak punya waktu untuk duduk sebentar. Namun dia tidak merasa lelah, sebaliknya kesibukan membuatnya bahagia.

Ho kabur dari Korea Utara di tahun 1998 saat dirinya berusia awal 20-an tahun. Dia pernah tinggal di Cina selama 6 tahun sebelum masuk ke Korea Selatan. Selama sekitar 10 tahun setelah tiba di Korea Selatan, dia melakukan segala macam pekerjaan dan kemudian dia tidak sengaja mengambil alih toko bunga ini dari seorang kenalannya. Ho Song-yeon memulai bisnisnya dengan bekerja keras untuk hidup layak. Namun pada awalnya, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia harus mempelajari segala sesuatu, termasuk bagaimana menangani dan membungkus bunga. Semua dia pelajari sendiri.

Hanya seperti orang tua yang lain, Ho ingin melakukan segala hal untuk anak perempuannya. Dengan harapan ini, dia selalu bersedia melakukan apapun, meskipun itu pekerjaan yang sulit. Pendatang baru Korea Utara lainnya menjadi iri melihat keberhasilannya. Kini florist Ho memilki mimpi yang lebih besar untuk membuka toko bunga di Korea Utara pasca unifikasi.