Sebuah kuliah pendidikan ekonomi sedang diadakan di sebuah yayasan untuk Korea Utara, yang dikenal sebagai Asosiasi Mulmangcho, di wilayah Seocho-gu, Seoul. Kuliah itu bertujuan untuk membantu para pelarian dari Korea Utara di Korea Selatan untuk lebih memahami ekonomi pasar bebas. Pelatihan selama 10 minggu itu berlanjut hingga akhir bulan Mei ini.

Bagi pendatang baru dari Korea Utara yang tertutup, sulit untuk menyesuaikan diri dalam ekonomi pasar di negara kapitalis, dimana semuanya diputuskan oleh pilihan pribadi. Penggunaan bank merupakan salah satu kegiatan sehari-hari yang penting. Namun demikian pelarian dari Korea Utara, yang kurang akrab terhadap konsep perbankan, sering menghadapi kesulitan bahkan untuk membuka rekening bank. Demikian pula, mereka mengalami masalah dalam mengambil uang dari ATM atau transfer uang. Pendidikan tersebut memungkinkan mereka untuk belajar mengenai ekonomi kapitalis, juga informasi ekonomi dasar yang harus mereka ketahui dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan didirikan pada tahun 2012, Asosiasi Molmancho adalah sebuah kelompok hak asasi manusia untuk membantu pembelot Korea Utara dalam bermukim sebagai anggota masyarakat Korea Selatan. Kelompok itu mengelola berbagai fasilitas bagi pemuda pembelot dan melakukan beragam riset kegiatan terkait. Proyek pendidikan ini merupakan bagian dari program asosiasi yang disebut ‘Sekolah Terbuka’, difavoritkan oleh pendatang baru, karena memberikan informasi yang sangat mereka butuhkan mereka. Para peserta program kuliah mengatakan kuliah itu terbukti sangat membantu mereka untuk mengatasi ketakutan terhadap apapun terkait ekonomi.